Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Perusahaan Pembiayaan (APPI) menyatakan bahwa Indonesia sangat serius dalam melakukan pembiayaan hijau khususnya pada sektor kendaraan bermotor listrik. Namun terdapat beberapa kekhawatiran tentang kendaraan listrik saat ini.
Di tambah lagi dengan dikeluarkannya Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai.
Ketua Umum APPI, Suwandi Wiratno menyampaikan kendaraan listrik disebut ramah lingkungan, minim polusi dan emisi karbon serta tidak memiliki bahan bakar, hanya memerlukan baterai dengan biaya yang murah.
“Selain itu biaya pajak, pemerintah memberikan subsidi pajak di tahun pertama dan lebih dalam lagi pada pajak tahunan,” ujarnya dalam webinar OJK International Research Forum 2023, Senin (25/9).
Baca Juga: APPI akan Pertahankan Pembiayaan Kendaraan Listrik dan Akan Merambah ke Hulu
Suwandi menyebutkan bahwa peluang pembiayaan kendaraan listrik di Indonesia cukup menarik, namun saat ini jumlahnya masih sangat kecil. Menurutnya, ini bergantung dengan permintaan pasar.
Dia menyebutkan, perusahaan pembiayaan memiliki beberapa perhatian utama terhadap pembiayaan kendaraan listrik. Yakni kekhawatiran dengan nilai jual kembali kendaraan listrik tersebut sebab ketika konsumen diketahui gagal bayar, apakah pasarnya ada untuk membeli kendaraan listrik bekas.
“Pemerintah sekarang sedang berusaha mempercepat pembangunan infrastruktur stasiun pengisian daya. Untuk sepeda motor, saya rasa masih sedikit unit yang terjual,” terangnya.
Suwandi menuturkan, pihaknya juga terus melakukan diskusi dengan asosiasi asuransi di Indonesia mengenai kendaraan listrik. Menurutnya, pihaknya menemui kesulitan dalam mengasuransikan kendaraan listrik.
“Kami mengalami beberapa kesulitan dengan perusahaan asuransi karena premi asuransi itu sendiri belum dihitung oleh asosiasi asuransi,” tutur dia.
Dia bilang, asosiasi asuransi masih menghitung dan melakukan banyak penelitian untuk menentukan tarif asuransi kendaraan listrik hingga hari ini.
“Mereka masih menggunakan premi asuransi yang sama dengan mobil bermesin,” imbunya.
Baca Juga: Lunasi Utang, Sinar Mas Multifinance Terbitkan Obligasi Rp 1 Triliun
Lebih lanjut Suwandi menambahkan, penjualan kendaraan listrik masih terus berkembang namun masih sangat lambat. Dia merinci, sebagian besar mobil listrik memiliki harga lebih dari Rp 600 juta dan 40% dari harga tersebut adalah harga baterainya.
“Kendaraan listrik saat ini saya pikir hanya digunakan untuk city car, tetapi jika ingin melakukan perjalanan yang lebih jauh, masih perlu menggunakan mobil mesin karena orang takut di mana bisa menemukan pengisian baterai,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News