kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini kunci keberhasilan transformasi digital menurut BTPN


Senin, 15 November 2021 / 12:48 WIB
Ini kunci keberhasilan transformasi digital menurut BTPN
ILUSTRASI. Karyawan menunjukan aplikasi dan kartu produk Jenius Bank BTPN. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Transformasi digital merupakan keniscayaan bagi industri perbankan. Banyak bank sudah mengembangkan digital banking, bahkan ada yang sudah konversi menjadi bank digital.

Transformasi digital bukan hanya terkait dengan adopsi teknologi baru, namun sangat menyangkut dengan perubahan pola pikir. Sehingga kesuksesan transformasi digital  tidak cukup hanya dengan punya uang besar untuk beli teknologi.

Direktur Utama Bank BTPN Ongki Wanadjati Dana mengatakan, pola pikir organisasi bank harus berubah mengikuti setiap perkembangan. 

"Di era digital ini, semua bisa berubah dengan cepat. Oleh karena itu, bank harus agile atau berubah setiap saat menjadi lebih baik. Arsitektur infrastruktur juga harus dibangun lebih modern," jelasnya dalam dalam Kompas100 CEO Forum di Jakarta, Kamis (11/11). 

Mengubah pola pikir organisasi merupakan hal yang paling sulit dilakukan. Itu merupakan tantangan besar yang dihadapi  BTPN ketika awal membangun bank digital Jenius lima tahun silam. 

Baca Juga: BCA salurkan kredit lewat kerja sama digital senilai Rp 145 miliar per Oktober 2021

Saat itu, sumber daya manusia (SDM) atau talent yang memiliki kompetensi melakukan tranformasi digital sangat langka. BTPN belum memiliki SDM yang memadai untuk mendukung pengembangan Jenius tahap awal sehingga perseroan mengambil talent dari pasar. 

"Sampai sekarang di tempat kami masih ada bankir yang berpikir trandisional dan ada yang modern. Namun, kami tetap berkomitmen untuk terus melakukan transformasi digital kepada SDM kami," katanya.

Tantangan selanjutnya adalah membangun budaya lincah sejalan dengan perkembangan teknologi digital. Hal ini bisa dilalui dengan pelatihan kepemimpinan yang terus-menerus untuk membentuk organisasi dengan pola kerja yang berbeda dari sebelumnya.

Berikutnya, setelah bakar duit yang sudah dilakukan di awal untuk memperbesar nasabah adalah bagaiamanaagar nasabah ini bertransaksi. 

"Ini yang susah. Ini  hanya bisa tercapai kalau sudah ada bisnis yang berjalan dan ini ttentu butuh waktu lebih lama," kata Ongki.

Selanjutnya: Tren kinerja positif Indocement (INTP) bisa lanjut hingga akhir tahun, asalkan..

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×