Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Khomarul Hidayat
Bank Mandiri melihat tren penurunan ini masih akan berlanjut sampai akhir tahun dengan kembali diberlakukannya PSBB di bulan September 2020 ini. Oleh karena itu, perseroan memperkirakan fee based income dari bisnis ini akan turun di kisaran 15%-20%.
Secara jangka panjang, Bank Mandiri menargetkan inovasi digital dan perbaikan sistem sebagai solusi wajib untuk bisnis remitansi dimana nasabah dapat mengakses layanan remitansi tidak hanya melalui cabang namun juga secara mobile.
"Program taktikal yang kami laksanakan bank ini untuk periode April-Desember 2020 mendapatkan respons positif dari nasabah. Namun, masih belum dapat menahan penurunan jumlah transaksi secara efektif," kata Evi
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) juga mencatat penurunan transaksi remitansi. Namun, BCA baru mempublikasikan data per Juni 2020 dimana volume transaksinya turun 4,8% YoY menjadi Rp 51,3 triliun.
Raymon Yonarto, Sekretaris Perusahaan BCA mengatakan, pihaknya tetap berupaya mendorong peningkatan transaksi remitansi. Caranya dengan selalu membangun kerja sama erat dengan bank-bank koresponden untuk memenuhi kebutuhan transaksi remitansi para nasabah. "Jaringan bank koresponden memberikan akses bagi BCA dalam melayani transaksi remitansi dengan berbagai mata uang," katanya.
Didukung oleh jaringan bank-bank koresponden yang luas, BCA menawarkan layanan multicurrency yang memungkinkan nasabah mengirimkan uang dalam 124 mata uang asing di seluruh dunia.
Selanjutnya: Bank akan dorong fee based income lewat channel digital
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
