kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Ini persiapan pemain baru di elektronifikasi tol


Kamis, 16 November 2017 / 22:01 WIB
Ini persiapan pemain baru di elektronifikasi tol


Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan

KONTAN.CO.ID -Bisnis uang elektronik alias e-money benar-benar menggiurkan bagi perbankan. Betapa tidak, saat ini, transaksi di sejumlah sektor industri nasional sudah menggunakan uang elektronik berbasis cip sebagai pengganti uang tunai untuk alat pembayaran.  

Contohnya, transaksi pembayaran di sektor moda transportasi massal, seperti bus Transjakarta, Commuter Line, hingga kereta bandara. Seolah mengikuti tren yang ada, mulai 31 Oktober 2017, pemerintah melalui Bank Indonesia (BI) mulai menerapkan kebijakan wajib transaksi non-tunai untuk pembayaran tarif tol atau lazim disebut elektronifikasi tol.
 
Tak ayal, kebijakan bank sentral tersebut dilihat sebagai peluang bisnis menggiurkan bagi perbankan di tanah air. Kini, sejumlah bank saling berebut pendapatan berbasis biaya (fee based income) dari transaksi pembayaran tarif tol lewat produk e-money. 
 
BI telah membuka pintu untuk tiga bank sebagai pendatang baru di elektronifikasi pembayaran jalan tol. Tiga bank tersebut adalah PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) DKI Jakarta, PT Bank Nationalnobu Tbk, dan PT Bank Mega Tbk. Mereka dapat melayani pembayaran di jalan tol menggunakan uang elektronik mulai akhir tahun 2017.
 
Sistem pembayaran elektronik di jalan tol akan menerapkan interkoneksi dan interoperabilitas melalui Secure Access Module (SAM) Multi Applet. Teknologi ini memungkinkan penerapan multi-bank penerbit menyediakan layanan uang elektronik secara interkoneksi.
 

Pungky Purnomo Wibowo, Direktur Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran BI mengatakan, saat ini, tiga bank sedang menjalankan proses bukti konsep atau process proof of concept sebelum masuk ke elektronifikasi pembayaran jalan tol. Konsep ini menguji sistem yang digunakan dapat dibaca oleh bank lain untuk menjamin interoperabilitas dan interkoneksi sesuai gerbang pembayaran nasional. 

Berdasarkan catatan BI, sampai 3 November 2017, penetrasi penggunaan uang elektronik di jalan tol telah mencapai 98% secara nasional. Nah, tiga bank akan masuk ke elektronifikasi tol pada akhir Desember tahun ini. Lantas, bagaimana kesiapan ketiga bank pendatang baru untuk menjalankan elektronifikasi jalan tol? 
 
Antonius Widodo Mulyono, Direktur Bisnis Bank DKI mengatakan, pihaknya masih menyelesaikan tahap persiapan integrasi ke dalam sistem pembayaran Badan Usaha Jalan Tol (BUJT). “Selain pengembangan sistem, juga dilakukan persiapan penjualan kartu JakCard dan isi ulangnya sebagai sarana penunjang,” kata Antonius kepada Tabloid KONTAN.
 
Antonius menjelaskan, sesuai dengan target yang ditetapkan oleh BI, Bank DKI termasuk ke dalam batch kedua yang akan menjalankan elektronifikasi tol pada Desember 2017 nanti. Sekadar mengingatkan, batch pertama (BCA & Himbara) sudah diterapkan di akhir Oktober 2017 lalu.
 
Fokus di Jabodetabek
 
Antonius menambahkan, jumlah kartu JakCard yang diterbitkan Bank DKI sudah mencapai 3 juta kartu. Dengan masuknya Bank DKI di sistem elektronifikasi jalan tol, pihaknya menargetkan bisa meraih 5% dari pengguna jalan tol atau sekitar sebanyak 115.000 kartu pada tahun pertama.
 
Antonius optimistis, target itu bisa terwujud. Alasannya, Bank DKI telah berpengalaman melayani transaksi uang elektronik. Izin uang elektronik Bank DKI (JakCard) yang berbasis kartu telah didapat sejak 2006 dan sudah diterapkan di Transjakarta, Taman Margasatwa Ragunan, Monas, Terminal Parkir Elektronik (TPE), Alfamart dan merchant-merchant yang bekerja sama dengan Bank DKI. “Untuk di Transjakarta, transaksi JakCard termasuk tiga besar,” imbuh Antonius.
 
Sesuai rencana, lanjut Antonius, penjualan kartu JakCard e-toll akan difokuskan di daerah Jabodetabek melalui Kantor Layanan Bank DKI, kantor pengelola gerbang tol, halte Transjakarta, Taman Margasatwa Ragunan, Monumen Nasional dan tempat-tempat lain di mana event Bank DKI berlangsung. Ke depannya, kartu JakCard juga dapat diperoleh di 4.400 Alfamart se-Jabodetabek.
 
Suhaimin Djohan, Direktur Utama PT Bank Nationalnobu Tbk (Bank Nobu) juga menyatakan kesiapannya untuk menjalankan elektronifikasi tol. Dia bilang, pihaknya telah mengembangkan infrastruktur untuk dapat melayani pembayaran elektronik di jalan tol. ”Kami berharap akhir November semua proses bisa selesai, sehingga awal Desember 2017 bisa langsung menerapkan elektronifikasi ini,” kata Suhaimin.
 
Suhaimin menuturkan, ada sejumlah alasan Bank Nobu masuk ke layanan elektronifikasi tol, di antaranya, melengkapi layanan transaksi non-tunai dan demi menggaet nasabah baru. Sayang, ia enggan membeberkan target pendapatan perusahaannya dari layanan e-toll ini.
 
Suhaimin juga belum bisa menyebutkan jumlah kartu yang akan disiapkan. Ia hanya bilang, saat ini, pihaknya masih melakukan perhitungan tentang jumlah kartu baru yang akan diterbitkan. Selain itu, Bank Nobu juga masih mempersiapkan mitra-mitra yang akan mendistribusikan kartu. “Mitra kami adalah beberapa perusahaan ritel. Tapi nama ritelnya, kami belum bisa sebutkan sekarang,” imbuh dia.
 
Berbeda dengan Suhaimin, Antonius justru berani mematok target pendapatan dari layanan e-toll ini. Dia bilang, pada tahun pertama, pihaknya menargetkan bisa meraup pendapatan sekitar Rp 1,7 triliun. Target pengguna pembayaran di jalan tol adalah seluruh pemegang kartu JakCard saat ini, PNS Pemprov DKI, pegawai BUMD, dan nasabah pemegang kartu kombo ATM Bank DKI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×