kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Ini rencana bisnis Bank BRI tahun 2015


Minggu, 23 November 2014 / 13:29 WIB
Ini rencana bisnis Bank BRI tahun 2015
ILUSTRASI. Nonton Skip and Loafer Episode 10, Cek Link Subtitle Indonesia yang Resmi di Sini


Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Yudho Winarto

CIANJUR. Bank Rakyat Indonesia (BRI) mulai menyusun rencana bisnis bank (RBB) untuk tahun 2015. Dalam RBB tersebut, target pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga (DPK) tak beda jauh dengan tahun ini.

Menurut Ahmad Baiquni, Direktur Keuangan BRI, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun depan belum bisa terlalu kencang. Oleh sebab itu, perbankan diharapkan tetap mempertahankan tingkat kehati-hatian seperti tahun ini.

"Sebab itu kami menargetkan pertumbuhan kredit 15% - 17% dan pertumbuhan DPK 14% - 16% pada tahun 2015," kata Baiquni, Minggu (23/11).

BRI sendiri lebih menekankan pertumbuhan organik pada tahun depan. BRI menargetkan penambahan 50 - 100 cabang baru di 2015 meliputi kantor cabang utama, kantor cabang pembantu, serta unit Teras BRI. "Termasuk pengembangan Teras Kapal BRI yang mudah-mudahan bisa diluncurkan Desember mendatang dan layanan branchless banking yang baru akan dimulai," ujar Baiquni.

Namun BRI tetap mengalokasikan belanja modal (capex) sebesar Rp 3 triliun untuk pertumbuhan anorganik pada 2015. Targetnya adalah bank skala kecil ataupun usaha jasa keuangan lain meliputi asuransi dan sebagainya. "Jika tidak terpakai, bisa dipakai untuk memperkuat suntikan modal bagi anak usaha kami seperti BRI Syariah dan Bank BRI Agro Niaga," imbuh Baiquni.

Menghadapi MEA, BRI sendiri lebih suka memperkuat penguasaan pangsa pasar dalam negeri. Sebab potensi NIM di industri perbankan negara tetangga tak sebesar di Indonesia. Ini membuat BRI tak terlalu antusias ekspansi di negara tetangga.

"Tapi bisa saja berubah kalau QAB telah disepakati. Hanya saja kami lebih fokus memperkuat dominasi dalam negeri. Sehingga ketika MEA berlaku dan banyak bank asing masuk, merekalah yang kesulitan bersaing disini," pungkas Baiquni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×