kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.172   20,00   0,12%
  • IDX 7.071   87,46   1,25%
  • KOMPAS100 1.057   17,05   1,64%
  • LQ45 831   14,47   1,77%
  • ISSI 214   1,62   0,76%
  • IDX30 424   7,96   1,91%
  • IDXHIDIV20 511   8,82   1,76%
  • IDX80 121   1,93   1,63%
  • IDXV30 125   0,91   0,73%
  • IDXQ30 141   2,27   1,63%

Ini strategi BRI agar transaksi remitansi tetap tumbuh di tengah ancaman virus corona


Senin, 30 Maret 2020 / 21:27 WIB
Ini strategi BRI agar transaksi remitansi tetap tumbuh di tengah ancaman virus corona
ILUSTRASI. Stan Bank Rakyat Indonesia (BRI) dipadati pengunjung saat pameran


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pandemi virus corona (Covid-19) telah menekan bisnis perbankan, tidak hanya menekan dari sisi kualitas dan penyaluran kredit tetapi juga berdampak pada bisnis berbasis non bunga seperti jasa pengiriman uang antar negara atau remitansi.

Penyebaran Covid-19 sudah semakin meluas. Negara-negara yang menjadi kantong pekerja migran Indonesia juga telah terjangkit wabah tersebut sehingga mempengaruhi transaksi remitansi.

Baca Juga: Bisnis remitansi perbankan terinfeksi virus corona

Salah satunya dirasakan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI). Bank ini merasakan Covid-19 berdampak sangat signifikan terhadap bisnis remitansi sepanjang kuartal I 2020 terutama pada negara yang sudah memberlakukan lockdown seperti Malaysia, Saudi Arabia, Hong-Kong dan Uni Emirat Arab.

Ketiga negara tersebut merupakan penyumbang remitansi terbesar BRI. Sementara transaksi remitansi dari negara yang belum melakukan lockdown seperti Korea Selatan, Jepang, dan Taiwan masih normal. "Itu karena didukung oleh counterpart yang memiliki aplikasi pengiriman uang on-line sehingga PMI masih terus dapat mengirimkan uang tanpa harus ke outlet," kata Corporate Secretary BRI Amam Sukriyanto pada Kontan.co.id, Senin (30/3).

Pada kuartal I-2020, BRI memperkirakan transaksi remitansi dan fee based income  dari bisnis itu akan tumbuh melambat dari periode yang sama tahun lalu. Tahun ini, perseroan menargetkan fee based income tumbuh 9,8% secara year on year (yoy) dan transaksi remitansi tumbuh 11,5% yoy.

Ke depan, BRI memperkirakan Covid-19 masih akan menekan bisnis remitansi perseroan terutama di negara yang diberlakukan lockdown. Namun di tengah tekanan tersebut, bank pelat merah ini telah bekerjasama dengan counterpart yang memiliki aplikasi online dan juga bekerjasama dengan fintech.

Amam bilang, aplikasi counterpart dan aplikasi fintech tersebut dapat digunakan oleh pekerja migran secara online. Dengan begitu transaksi remitansi masih bisaa dilakukan meskipun negaranya terkena dampak covid-19.

Baca Juga: Cabang luar negeri BNI imbau nasabah bertransaksi online

Di negara yang belum memberlakukan lockdown, BRI terus melakukan ekspansi dengan menambah kerjasama dengan counterpart baru dan membuat program promosi agar transaksi dapat terus meningkat. 

"Dengan kondisi tersebut dan melihat potensi bisnis ke depan yang masih berpeluang baik. BRI Optimistis, target Bisnis Remitansi hingga akhir tahun 2020 dapat terlampui dari target yang telah ditetapkan." kata Amam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×