kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Ini tantangan yang dialami BJB sepanjang 2013


Selasa, 11 Maret 2014 / 13:38 WIB
Ini tantangan yang dialami BJB sepanjang 2013
ILUSTRASI. Analis menilai, volume produksi dan penjualan PT PP London Sumatra Tbk (LSIP) akan meningkat di semester II-2022. Claire Leow/Bloomberg News


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk mengakui bahwa kenaikan tingkat suku bunga acuan atau BI rate sepanjang semester II-2013 menjadi tantangan terberat perseroan. Menurut bank yang sering disebut Bank BJB ini, periode semester II-2013 menjadi tantangan pengetatan likuiditas bagi perseroan.

"Semester kedua berat bagi kami. Karena kondisi ekonomi makro yang cukup berat, diawali dengan kenaikan BI Rate yang mendorong bunga deposito naik. Likuiditas juga semakin ketat di semester kedua," kata Direktur Utama Bank BJB, Bien Subiantoro di Jakarta, Selasa (11/3).

Bien menjelaskan, ketatnya likuiditas perbankan pada 2013 juga dipicu oleh aksi para nasabah institusi yang mengalihkan dananya untuk membeli Surat Berharga Negara (SUN). Hal ini turut mendorong pengetatan likuiditas yang semakin menjadi.

Selain itu, tingginya tingkat suku bunga acuan alias BI rate juga turut mempengaruhi nasabah untuk meminta special rate atau tingkat bunga spesial yang tinggi pada simpanan deposito. Hal ini, menimbulkan polemik tersendiri bagi Bank BJB.

"Akhirnya, pilihan bagi kami adalah ingin masuk ke arena perang suku bunga atau menjaga laba atau profit?" ucapnya.

Menurut Bien, dalam kondisi ketatnya likuiditas tersebut, bank dengan kode emiten BJBR ini memilih untuk menjaga dan meningkatkan profit. Sehingga, pertumbuhan deposito Bank BJB pada 2013 lalu, mengalami perlambatan.

"Akhirnya laba kami bisa tumbuh di atas rata-rata industri. Laba kami di atas 15%," ujar Bien.

Pada semester pertama 2013, Bank BJB juga memiliki tantangan berat terkait dengan tudingan adanya keterlibatan Bank BJB dalam pemilihan Gubernur Jawa Barat.

"Ada yang mencurigai kami terlibat dalam hal itu, tetapi waktu yang akan membuktikan. Kami mengelola bank ini secara profesional, tidak mungkin dikelola dengan dicampuradukkan dengan politik," jelasnya.

Catatan saja, sejak Juni hingga akhir 2013, Bank Indonesia menaikkan tingkat suku bunga acuan atau BI rate sebesar 175 basis poin dari level 5,75% menjadi level 7,5%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×