Reporter: Issa Almawadi | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Bank Internasional Indonesia (BII) berharap akan ada penambahan pendapatan berbasis komisi alias fee based income dari dua layanan, yakni cash management dan trade finance. Rencananya, dua layanan itu bisa menyumbang sekitar 10% dari total fee based income dalam 1-2 tahun ke depan.
Lani Darmawan, Direktur Ritel BII, mengatakan cash management dan trade memang menjadi salah satu fokus BII dalam meningkatkan perolehan fee based. Apalagi, lanjut Lani, BII sejak tahun lalu memang sedang menggalakkan fee based income sebagai sumber revenue utama.
"Sejauh ini, kami melihat masih banyak kesempatan untuk jauh lebih baik. Terutama dengan fokus pada cash management dan trade," tutur Lani kepada KONTAN, Senin (2/6). Tahun ini, Lani memperkirakan, fee based income akan memberi kontribusi pada kisaran 20%-30% terhadap pendapatan BII.
Selama ini, lanjut Lani, sumber utama fee based income BII berasal dari transaksi valas, biaya administrasi rekening, admin pinjaman, dan merchant commission. Di tahun lalu, BII berhasil mencatatkan kenaikan fee based income sebesar 9% dari Rp 2,09 triliun di tahun 2012 menjadi Rp 2,28 triliun.
Peningkatan aktivitas di Global Markets yang membukukan keuntungan dari transaksi valuta asing dan surat berharga merupakan salah satu kontributor kenaikan tersebut. Keuntungan dari transaksi valuta asing tercatat sebesar Rp 322 miliar pada 2013, meningkat dari Rp 250 miliar di tahun 2012, sementara keuntungan dari surat berharga tercatat sebesar Rp 75 miliar di tahun 2013 dari Rp 68 miliar pada 2012.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News