Reporter: Ferry Saputra | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. BPJS Ketenagakerjaan akan menerapkan sejumlah upaya untuk menggaet 70 juta peserta aktif pada 2026. Adapun sampai saat ini jumlah peserta aktif sebanyak 35,86 juta.
Terkait hal itu, Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo menyampaikan BPJS Ketenagakerjaan akan fokus meningkatkan kepesertaan di sektor pekerja informal hingga usaha skala kecil dan mikro lewat strategi retensi, intensifikasi, serta ekstensifikasi.
"Strategi tersebut difokuskan pada ekosistem desa, pasar, e-commerce, UKM, serta pekerja rentan," ucap dia dalam keterangan resmi, Jumat (12/5).
Baca Juga: Aturan Bantuan Iuran Jamsostek untuk Pekerja Tak Mampu Belum Rampung, Apa Masalahnya?
Untuk mewujudkannya, BPJS Ketenagakerjaan akan menggunakan berbagai cara, di antaranya dengan terus mengembangkan sistem keagenan, menggandeng tokoh masyarakat, mendorong perusahaan besar untuk mengikutsertakan seluruh ekosistem yang dimiliki, memberikan berbagai kemudahan pembayaran iuran, serta berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk melakukan pengawasan guna meningkatkan kepatuhan peserta.
Anggoro mengatakan BPJS Ketenagakerjaan juga akan terus mengembangkan aplikasi Jamsostek
Mobile (JMO) ke depan. Adapun layanan JMO akan ditambah dengan fitur-fitur yang mampu memenuhi kebutuhan peserta, seperti fitur manfaat layanan tambahan perumahan bagi para pekerja yang membutuhkan fasilitas pembiayaan.
Baca Juga: Berapa Lama BPJS Ketenagakerjaan Cair setelah Resign?
Selain itu, menerapkan fitur alternatif penyediaan pinjaman multiguna kepada peserta atau yang dikenal dengan dana siaga, serta beragam fitur lainnya.
“Seluruh pencapaian itu tentu tidak lepas dari dukungan para stakeholder. Kami berharap semangat 2022, dapat terus dijaga bersama," ungkapnya.
Anggoro menyampaikan hal itu bertujuan agar seluruh pekerja Indonesia bisa kerja keras tanpa kecemasan karena sudah terlindungi BPJS Ketenagakerjaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News