Reporter: Umi Kulsum | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Segmen nasabah ritel asuransi umum diproyeksi bisa mengimbangi segmen korporasi di beberapa waktu mendatang. Hal ini didorong oleh terobosan inovasi yang lambat laun terus dikembangkan oleh pelaku usaha.
Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Dody Achmad Sudiyar Dalimunthe mengatakan, segmen ini masih memiliki pasar yang potensial. Nasabah ritel memiliki karakteristik risiko sederhana, terukur dan nilai pertanggungan relatif masih dalam retensi perusahaan asuransi.
Keuntungan dari risiko segmen ini adalah porsi risiko akan banyak diserap dalam retensi penanggung. Dengan risiko sederhana, dapat diasumsikan profil loss rationya kecil.
"Kondisi ini dapat memberikan net premi besar bagi penanggung hingga estimasi profit yang lebih tinggi pula," kata Dody kepada Kontan.co.id, akhir pekan ini.
Sementara, hal ini berbeda dengan risiko segmen korporasi yang karakteristik bisnisnya memiliki kompleksitas risiko lebih tinggi serta nilai pertanggungan yang harus ditempatkan ke reasuradur dalam porsi yang lebih banyak. Kondisi ini berpotensi mendapatkan net premi yang lebih kecil bahkan jika loss ratio tinggi akan mengakibatkan profit lebih rendah pula.
Namun memang menurut Dody, kelemahan dari bisnis ritel adalah jumlah pertanggungan yang harus banyak. Dengan demikian perusahaan asuransi harus memiliki sales force yang lebih banyak atau membuat distribusi pemasaran yang lebih luas. Sampai saat ini, diestimasikan segmen ritel memiliki kontribusi sebesar 40% yang di dalamnya termasuk asuransi kendaraan bermotor dan asuransi kecelakaan diri.
Dengan inovasi yang ditelurkan pelaku asuransi umum seperti berjualan via online dan produk baru ke depan porsi ritel diharapkan bisa mengimbangi segmen korporasi. Selain itu, kanal bancassurance juga turut mendongkrak pertumbuhan premi dari segmen ritel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News