Reporter: Ferrika Sari | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perkembangan insurance technology (insurtech) semakin terbuka lebar. Pemain asuransi berharap kehadiran insurtech bisa mendorong penetrasi asuransi yang masih rendah di tanah air.
Director & Chief of Partnership Distribution Officer PT Asuransi Allianz Life Indonesia Bianto Surodjo menyebut, penetrasi asuransi masih sekitar 2% dari produk domestik bruto (PDB). Dengan nilai itu, industri asuransi masih punya peluang besar untuk garap 260 juta penduduk Indonesia.
“Kelas menengah juga terus tumbuh. Bila kita melihat penetrasi masih rendah yakni 2% dari PDB berarti masih ada peluang besar dan menjadi added value karena asuransi berguna melindungi kehidupan sesesorang,” kata Bianto dalam diskusi virtual di Jakarta, Kamis (30/7).
Baca Juga: Kebocoran data pribadi jadi tantangan perkembangan insurtech
Hal ini didukung perkembangan industri payment dan e-commerce sebagai ekosistem pemasaran secara digital untuk menjangkau masyarakat secara luas. Maka itu, customer perlu beradaptasi melalui kanal digital terutama di masa pandemi corona (Covid-19).
“Keuntungan lewat digital bisa menjangkau customer yang tidak bisa dijangkau oleh agen asuransi maupun perbankan,” ujar Bianto.
Maka itu, peranan seluruh perusahaan asuransi diperlukan untuk memajukan industri asuransi di tanah air. Khususnya, dengan mengambangkan asuransi lewat insurtech.
Baca Juga: OJK tengah menggodok beleid terkait Insurtech
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News