Reporter: Annisa Fadila | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi corona (Covid-19) membuat beban industri multifinance ikut meningkat. Merujuk data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per Mei 2020 beban operasional multifinance mencapai Rp 41,72 triiun. Padahal, di periode sama tahun lalu hanya Rp 36,38 triliun.
Masih mengacu data OJK, tercatat beban terbesar datang dari beban bunga. Hingga Mei 2020, beban bunga multifinance mencapai Rp 10,86 triliun. Hanya saja, jika dibandingkan dengan Mei tahun lalu, angka ini mengalami penurunan. Tercatat, beban bunga multifinance pada Mei tahun lalu sebesar Rp 11,664 triliun.
Untuk menekan beban operasional, PT Mandiri Tunas Finance (MTF) memilih menunda proyek digitalisasi dan pembukaan cabang baru di tahun ini. Direktur Keuangan MTF Armendra menuturkan, penundaan ini dilakukan sampai tahun depan guna menekan pembiayaan operasional.
“Merujuk data tahun lalu, biaya operasional kami sebesar Rp 935 miliar. Tahun ini akan ditekan menjadi Rp 827 miliar, atau turun 12%. Beban terbesar MTF, yakni biaya tenaga kerja. Komponen biaya tenaga kerja 60% dari biaya operasional, 25% biaya administrasi operasional kantor dan 15% terkait biaya maintance account,” ujar Armendra kepada Kontan.co.id, Senin (3/8).
Baca Juga: Wabah corona membuat pembiayaan syariah multifinance lesu
PT BCA Finance juga mencatat, biaya operasional terbesar datang dari biaya tenaga kerja. Direktur Utama BCA Finance Roni Haslim mengatakan, per Juni 2020 biaya tenaga kerja mencapai Rp 268 miliar, atau 48% dari total biaya operasional.
“Kami memproyeksikan sampai Desember nanti, biaya SDM hanya Rp 497 miliar dari total biaya operasional yang sebesar Rp 1,01 triliun. Karena memang kami tidak bisa mengurangi gaji tenaga kerja, jadi yang dikurangi hanya biaya insentif dan lembur,” kata Roni.
Guna menekan biaya operasional, anak usaha Bank BCA ini secara selektif telah berhati-hati dalam mengeluarkan biaya promosi. Tak hanya itu, Roni bilang, pihaknya juga telah meniadakan perjalanan dinas.
Sementara, PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) mencatat, beban terbesar ada di personal expense yang mencapai 32% dari total biaya operasional. Ke depan, CNAF mulai melakukan transformasi digital, automasi juga sentralisasi.
"Strategi ini bertujuan agar perusahaan bisa mendapatkan pendapatan optimal dengan biaya minimal. Namun yang perlu ditegaskan, tahun ini kami berusaha menjaga angka biaya operasional," jelas Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman.
Baca Juga: OJK buka opsi restrukturisasi kredit diperpanjang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News