kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.606.000   15.000   0,94%
  • USD/IDR 16.290   50,00   0,31%
  • IDX 7.257   75,31   1,05%
  • KOMPAS100 1.072   13,85   1,31%
  • LQ45 846   11,73   1,41%
  • ISSI 216   3,00   1,41%
  • IDX30 435   5,37   1,25%
  • IDXHIDIV20 520   7,40   1,44%
  • IDX80 122   1,62   1,34%
  • IDXV30 124   0,62   0,50%
  • IDXQ30 143   2,07   1,47%

Investasi Asuransi Jiwa Diprediksi Tumbuh pada 2025, Meski Masih Ada Tantangan


Jumat, 06 Desember 2024 / 21:59 WIB
Investasi Asuransi Jiwa Diprediksi Tumbuh pada 2025, Meski Masih Ada Tantangan
ILUSTRASI. Pengamat memproyeksi bahwa kinerja investasi perusahaan asuransi jiwa akan tetap tumbuh pada tahun 2025. ANTARA FOTO/Muhammad Ramdan/nym.


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengamat memproyeksi bahwa kinerja investasi perusahaan asuransi jiwa akan tetap tumbuh pada tahun 2025. Hal ini didorong oleh ekspektasi penurunan suku bunga The Federal Reserve (The Fed). 

Tetapi, tantangan dalam mengelola investasi di industri asuransi jiwa juga tentunya masih akan dihadapi pada tahun depan. 

Praktisi Manajemen Risiko dan Ketua Umum Komunitas Penulis Asuransi Indonesia (Kupasi), Wahyudin Rahman menilai,  ekspektasi penurunan suku bunga dapat memberikan peluang yang baik sekaligus tantangan bagi investasi perusahaan asuransi jiwa. 

Baca Juga: Kinerja Pendapatan Kontribusi Sejumlah Asuransi Syariah Tumbuh Positif

Ia menerangkan bahwa penurunan suku bunga biasanya mendorong kenaikan harga obligasi, sehingga bisa memberikan keuntungan kapital bagi portofolio perusahaan asuransi yang berbasis pendapatan tetap.  

“Tetapi, di sisi lain, imbal hasil obligasi baru akan lebih rendah, yang mana dapat memengaruhi pendapatan investasi jangka panjang,” kata Wahyudin saat dihubungi Kontan, Kamis (5/12). 

Selain itu, Wahyudin mengatakan volatilitas global akibat ketidakpastian geopolitik, perubahan iklim, dan fluktuasi pasar dapat mempengaruhi nilai investasi saham atau instrumen lainnya. 

Untuk itu, ia menyebutkan beberapa strategi yang dapat diterapkan perusahaan asuransi jiwa. Di antaranya yakni, perusahaan asuransi jiwa perlu mendiversifikasi portofolio, tidak hanya pada obligasi, tetapi juga instrumen yang lebih inovatif seperti green bonds atau investasi berbasis EnvironmentalSocial, and Governance (ESG) yang cenderung stabil dan relevan dengan tren global.  

Kemudian, strategi selanjutnya, Wahyudin menuturkan bahwa perusahaan asuransi jiwa harus mengarahkan investasinya pada instrumen dengan durasi yang sesuai untuk mencocokkan kewajiban jangka panjang, mengingat sifat bisnis asuransi jiwa yang memiliki kontrak panjang.  

“Perusahaan asuransi jiwa juga bisa melakukan strategi lainnya dengan mengelola eksposur terhadap risiko volatilitas menggunakan instrumen lindung nilai seperti derivatif untuk melindungi portofolionya,” kata dia.  

Terakhir, Wahyudin menyebut pemanfaatan teknologi dan data untuk menganalisis pasar berbasis data dapat membantu perusahaan mengantisipasi perubahan tren investasi dan merancang strategi yang adaptif. 

Di sisi lain, Wahyudin juga mengatakan bahwa perusahaan asuransi jiwa pada tahun depan sebaiknya lebih memilih instrumen investasi obligasi dibandingkan dengan saham. Pasalnya, menurut dia, obligasi memberikan kepastian imbal hasil, terutama di tengah meningkatnya permintaan terhadap asuransi tradisional.  

Baca Juga: Klaim Asuransi Kredit Meningkat, Perusahaan Asuransi Siapkan Strategi Penanganan

“Instrumen obligasi menawarkan risiko yang lebih rendah tentunya, jika dibandingkan saham dan lebih sesuai untuk mencocokkan kewajiban jangka panjang,” jelasnya.  

Adapun berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), total aset industri asuransi jiwa mencapai sebanyak Rp 630,12 triliun per kuartal III-2024. Angka tersebut tumbuh 3,2% secara tahunan atau year on year (YoY). 

Sedangkan untuk hasil investasi industri asuransi jiwa mencapai sebanyak Rp 26,95 triliun per kuartal III-2024. Angka tersebut naik 15% yoy, dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp23,42 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×