Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
Juni 2019 lalu, Tolaram sejatinya juga telah tambah modal Rp 500 miliar ke perusahaan. Aksi ini yang kemudian bikin Bank Amar bisa naik kelas ke BUKU 2 dengan modal inti Rp 1 triliun hingga Rp 5 triliun. Sementara hingga September 2019, modal inti Bank Amar tercatat senilai Rp 1,07 triliun.
Saat ini, Vishal bilang sejumlah produk dan layanan berbasis digital juga telah disiapkan bank, dan tinggal menunggu persetujuan dari OJK.
Ia bilang, pekan lalu Bank Amar juga baru meluncurkan platform tabungan digital bertajuk Tunaiku Invest yang diklaimnya merupakan produk simpanan bank dengan bunga paling tinggi di pasar kini dengan minimal setoran Rp 100.000.
Baca Juga: Lima perusahaan akan IPO pada Januari 2020, mana yang menarik?
Dari laman resminya, untuk simpanan berjangka Tunaiku Invest memberikan bunga dari 7,5% untuk simpanan 1 bulan hingga 3 bulan, 8% untuk simpanan 4 bulan hingga 6 bulan, dan 9% untuk simpanan 7 bulan hingga 12 bulan. Sementara simpanan tabungan diberikan bunga 5%.
“Karena baru diluncurkan saat ini kami juga menawarkan bunga 10% untuk simpanan berjangka Tunaiku Invest,” lanjut Vishal.
Sementara untuk produk pembiayaannya, Vishal bilang Bank Amar masih akan mengandalkan platfom Tunaiku sebagai penopang pertumbuhan kredit.
Adapun dari laporan keuangan Desember 2019 yang belum diaudit, Bank Amar tercatat telah menyalurkan kredit Rp 2,05 triliun dengan pertumbuhan 50,69% (yoy). Sementara nilai simpanan di perseroan mencapai Rp 1,83 triliun dengan pertumbuhan 67,02% (yoy). Sedangkan nilai asetnya mencapai Rp 3,47 triliun dengan pertumbuhan 88,08% (yoy).
Dari kinerja tersebut, Bank Amar tercatat berhasil meraih laba bersih Rp 109,20 miliar dengan pertumbuhan hingga 397,16% (yoy) dibandingkan akhir 2018 senilai Rp 21,96 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News