Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aksi PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR) sukses melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada penawaran perdananya, Kamis (9/1) 1,2 miliar saham berhasil dilepas dengan harga penawaran Rp 174 per saham. Sayangnya, total dana yang dihimpun dari aksi ini senilai Rp 209,85 miliar tak akan diboyong Bank Amar.
Alasannya, saham yang dilepas bukan saham baru melainkan milik pengendali bank yaitu Tolaram Group. Sebanyak 1,2 miliar saham yang dilepas setara dengan 15,01% dari modal ditempatkan dan disetor penuh ke Bank Amar.
“Sejak masa penjualan 2 Januari 2020 sampai 6 Januari 2020 terjadi kelebihan permintaan hingga 200%. Peminatnya beragam baik investor ritel maupun institusional,” kata Head of Finance Bank Amar David Wirawan di Jakarta, Kamis (9/1).
Baca Juga: Cari pendanaan di pasar, berikut bank yang akan menggelar IPO tahun ini
Sementara Direktur Utama Bank Amar Vishal Tulsian bilang meskipun dana hasil penawaran saham perdana tak masuk ke kocek perusahaan, Bank Amar sejatinya masih punya cukup modal untuk ekspansi.
Dari catatan keuangannya, rasio kecukupan modal Bank Amar per September memang masih melimpah sebesar 63,34%. Meningkat pesat dibandingkan September 2018 sebesar 43,42%.
“Kami belum punya rencana penambahan modal tahun ini, karena CAR kami juga masih di atas 50%. Nilai aset kami juga terus tumbuh mencapai Rp 3 triliun kini, dan masih bisa tumbuh Rp 2 triliun hingga Rp 3 trilun lagi,” katanya.
Meski demikian, Vishal menjelaskan Tolaram akan siap menyuntik modal Bank Amar jika ada kebutuhan maupun ketentuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Sebagai catatan, saat ini Otoritas memang tengah menggodok rencana penambahan ketentuan modal bagi bank umum kegiatan usaha (BUKU) 1 menjadi minimum Rp 1 triliun tahun ini. Nilai tersebut juga akan meningkat pada 2021 menjadi minimum Rp 2 triliun, dan Rp 2022 menjadi Rp 3 triliun.
“Kami tidak akan mengubah fokus bisnis kami sebagai bank digital. Jika ada perubahan ketentuan, Tolaram akan siap melakukan penambahan modal,” lanjutnya.
Juni 2019 lalu, Tolaram sejatinya juga telah tambah modal Rp 500 miliar ke perusahaan. Aksi ini yang kemudian bikin Bank Amar bisa naik kelas ke BUKU 2 dengan modal inti Rp 1 triliun hingga Rp 5 triliun. Sementara hingga September 2019, modal inti Bank Amar tercatat senilai Rp 1,07 triliun.
Saat ini, Vishal bilang sejumlah produk dan layanan berbasis digital juga telah disiapkan bank, dan tinggal menunggu persetujuan dari OJK.
Ia bilang, pekan lalu Bank Amar juga baru meluncurkan platform tabungan digital bertajuk Tunaiku Invest yang diklaimnya merupakan produk simpanan bank dengan bunga paling tinggi di pasar kini dengan minimal setoran Rp 100.000.
Baca Juga: Lima perusahaan akan IPO pada Januari 2020, mana yang menarik?
Dari laman resminya, untuk simpanan berjangka Tunaiku Invest memberikan bunga dari 7,5% untuk simpanan 1 bulan hingga 3 bulan, 8% untuk simpanan 4 bulan hingga 6 bulan, dan 9% untuk simpanan 7 bulan hingga 12 bulan. Sementara simpanan tabungan diberikan bunga 5%.
“Karena baru diluncurkan saat ini kami juga menawarkan bunga 10% untuk simpanan berjangka Tunaiku Invest,” lanjut Vishal.
Sementara untuk produk pembiayaannya, Vishal bilang Bank Amar masih akan mengandalkan platfom Tunaiku sebagai penopang pertumbuhan kredit.
Adapun dari laporan keuangan Desember 2019 yang belum diaudit, Bank Amar tercatat telah menyalurkan kredit Rp 2,05 triliun dengan pertumbuhan 50,69% (yoy). Sementara nilai simpanan di perseroan mencapai Rp 1,83 triliun dengan pertumbuhan 67,02% (yoy). Sedangkan nilai asetnya mencapai Rp 3,47 triliun dengan pertumbuhan 88,08% (yoy).
Dari kinerja tersebut, Bank Amar tercatat berhasil meraih laba bersih Rp 109,20 miliar dengan pertumbuhan hingga 397,16% (yoy) dibandingkan akhir 2018 senilai Rp 21,96 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News