kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jadwal Rights Issue Bank Neo Commerce (BBYB) Mundur ke Kuartal IV, Ini Alasannya


Selasa, 24 Mei 2022 / 17:47 WIB
Jadwal Rights Issue Bank Neo Commerce (BBYB) Mundur ke Kuartal IV, Ini Alasannya
ILUSTRASI. Customer Service melayani nasabah di Digital Lounge Bank Neo Commerce Jakarta


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Neo Commerce (BNC) mengundur jadwal pelaksanaan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu atau rights issue yang semula direncanakan kuartal II menjadi triwulan IV, tepatnya pada Oktober 2022 mendatang.

Bank dengan kode emiten BBYB ini tetap berkomitmen menambah modal intinya tahun ini guna memperkuat dan memperluas jangkauan bisnisnya juga untuk pemenuhan ketentuan OJK tentang Modal Inti masih sesuai rencana yang ada.

Direktur Utama BNC Tjandra Gunawan menjelaskan bahwa dengan pertimbangan kondisi perekonomian global belakangan ini dan imbasnya ke kondisi pasar saham di dalam negeri, BNC memutuskan untuk memundurkan jadwal pelaksanaan rights issue yang rencana awalnya akan dilakukan triwulan II ini.

Pertimbangan BNC memundurkan rencana rights issue tersebut bukanlah tanpa alasan. Seperti diketahui banyak pihak, kondisi perekonomian global masih memiliki volatilitas dan mempengaruhi kondisi ekonomi Indonesia.

Baca Juga: Sejumlah Bank Matangkan Strategi untuk Penuhi Kewajiban Modal Inti Rp 3 Triliun

Ada beberapa risiko bagi perekonomian yang menjadi perhitungan pelaku bisnis di Indonesia. Pertama, perang Rusia dan Ukraina yang berkepanjangan.

Kedua, kebijakan The Fed yang lebih hawkish di suku bunga. Dimana kenaikan suku bunga ini juga dapat memicu kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia dan bayang-bayang inflasi di Amerika dan dunia ikut mempengaruhi kenaikan inflasi di Indonesia.

Salah satu indikator masih belum stabilnya keadaan ekonomi di Indonesia, terjadi penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam satu bulan terakhir sebesar 5,33%.

Meski demikian, Tjandra tetap optimis keadaan perekonomian akan semakin membaik di semester dua tahun ini seiring dengan semakin terbukanya akses dan mobilitas masyarakat pasca pandemi. Selain itu, BNC juga telah mengantisipasi dengan menerapkan strategi bisnis yang terukur untuk tetap menjadi yang terdepan di industri bank digital.

“Kami yakin bahwa kinerja tahun ini akan lebih cemerlang. Sama cemerlang nya atau bahkan berpotensi lebih baik dibandingkan tahun lalu. Sustainable bisnis serta kekuatan inovasi dan kreativitas dalam menjawab kebutuhan pasar akan menjadi strategi kami dalam memanfaatkan momentum pertumbuhan positif yang kami miliki saat ini,” kata Tjandra dalam keterangan resminya, Selasa (24/5).

 

Perseroan menyakini rights issue yang akan dijalankan di triwulan empat nanti akan terserap pasar dengan baik, dan membuat kami memiliki skala ekspansi usaha yang semakin bertumbuh dan semakin besar lagi.

Lebih lanjut, Tjandra menjelaskan bahwa fokus BNC di tahun ini masih tetap untuk mengeksekusi agenda kerja dengan terus mengembangkan dan melengkapi fitur dan layanan BNC ke nasabah.

Bahkan, dalam waktu dekat fitur dan layanan perbankan BNC akan semakin lengkap dengan adanya QRIS dan Corporate Internet Banking yang telah mendapatkan persetujuan OJK. “Khusus untuk QRIS, fitur ini akan sepenuhnya siap diimplementasikan pada Juli yang akan datang,” tambah Tjandra.

Kinerja BNC semakin membaik sejalan strategi bisnis yang dilakukan perseroan, sejalan dengan peningkatan jumlah nasabah, dengan 17 juta pengguna teregistrasi dalam satu tahun beroperasi. Hal ini sejalan dengan peningkatan volume transaksi yang signifikan sebesar 88% menjadi 76 juta transaksi dibandingkan kuartal sebelumnya.

Dalam laporan keuangan Kuartal I 2022, kinerja positif Perseroan di awal tahun 2022 ditunjukkan dengan berhasilnya BNC mencatatkan kenaikan

Kuartal I 2022, BNC berhasil meraup pendapatan bunga bersih atau Net Interest Income (NII) tumbuh sekitar 214,3% dari  Rp 63 miliar pada kuartal I 2021 menjadi Rp 198 miliar.  

Baca Juga: Sempat Diingatkan OJK, Saham Bank Digital Runtuh, Bank Jago Ambruk Paling Dalam

Kenaikan pendapatan di atas diikuti dengan penurunan beban operasional, sehingga pada Kuartal I BNC mencatatkan kerugian bersih yang cenderung menurun. Masing-masing sebesar Rp 163 miliar di bulan Januari, turun menjadi Rp 150 miliar di bulan Februari, dan Rp 100 miliar bulan Maret 2022, sehingga total kerugian di Kuartal I 2022 adalah sebesar Rp 413 miliar.

BNC juga mencatat kenaikan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang cukup tinggi, yaitu sekitar 121,4% yoy dari Rp 4,2 triliun di Kuartal I 2021 menjadi Rp 9,3 triliun di Kuartal I 2022 atau mengalami pertumbuhan sebesar 14,7% dari Rp 8,1 triliun di Kuartal IV 2021 menjadi Rp 9,3 triliun di Kuartal I 2022, yang paling banyak ditempatkan dari deposito online melalui aplikasi neobank.

“Di tahun 2022 ini BNC secara terus menerus berusaha memenuhi kebutuhan nasabahnya, antara lain di bidang investasi dengan memperkenalkan product wealth management, seperti reksa dana, saham, asuransi, emas, dan produk lainnya,” pungkas Tjandra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×