Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penempatan bank di instrumen surat berharga negara atau SBN sampai kuartal III-2017 masih cukup besar. Hal ini tercermin dari jumlah dana bank yang di tempatkan di instrumen SBN mencapai lebih dari Rp 500 triliun atau naik 47,7% secara tahunan atau year on year (yoy).
Kenaikan penempatan di surat berharga ini seiring dengan pertumbuhan kredit perbankan tahun ini yang masih belum mencapai dua digit.
Beberapa bankir beralasan penempatan dana disurat di surat berharga ini untuk menjaga likuiditas bank. "Untuk pengoptimalan kelebihan dana yang belum tersalurkan agar mendapatkan keuntungan maksimal," kata Direktur BTN Mahelan Prabantarikso, Sabtu (24/11).
Mahelan bilang penempatan dana di surat berharga ini juga untuk menjaga likuiditas sesuai ketentuan regulator. Penempatan BTN diinstrumen SBN mencapai Rp 8,6 triliun. Ke depan BTN ingin mengoptimalkan penempatan di SBN untuk meningkatkan fee based income bank.
Hexana Tri Sasongko, SEVP Global Treasury BRI bilang, penempatan dana di surat berharga bertujuan mengelola secondary reserve dan layanan nasabah. "Ke depan portofolio surat berharga masih akan didominasi oleh SBN karena likuid," kata Hexana, Jumat (24/11).
Diharapkan pemanfaatan likuiditas ini akan dipakai untuk ekspansi kredit ke depan. BRI mencatat penempatan dana di surat berharga mencapai Rp 100 triliun dan sebagian besar adalah instrumen SBN.
Adapun PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mencatat penempatan dana di SBN sampai kuartal III-2017 mencapai Rp 66 triliun. Jan Hendra, Sekretaris Perusahaan BCA bilang, penempatan di SBN merupakan bagian dari pengelolan likuidotas dan keseimbangan untuk tetap mendapatkan hasil atau yield.
"Sebagian besar instrumen SBN adalah obligasi dan sukuk pemerintah," kata Jan, Jumat (24/11).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News