kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.896.000   16.000   0,85%
  • USD/IDR 16.220   -29,00   -0,18%
  • IDX 6.915   -12,32   -0,18%
  • KOMPAS100 1.007   -0,64   -0,06%
  • LQ45 771   -2,07   -0,27%
  • ISSI 227   0,47   0,21%
  • IDX30 397   -1,97   -0,49%
  • IDXHIDIV20 459   -2,95   -0,64%
  • IDX80 113   -0,11   -0,10%
  • IDXV30 114   -0,70   -0,61%
  • IDXQ30 128   -0,64   -0,49%

Jamkrida Bali Catat Nilai Penjaminan Sektor Produktif Rp 19,12 Triliun per Maret 2025


Selasa, 01 Juli 2025 / 17:52 WIB
Jamkrida Bali Catat Nilai Penjaminan Sektor Produktif Rp 19,12 Triliun per Maret 2025
ILUSTRASI. PT Jamkrida Bali Mandara (Perseroda) mencatatkan nilai penjaminan ke sektor produktif atau Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebesar Rp 19,12 triliun per Maret 2025. Adapun nilai tersebut memakan porsi sebesar 39,12% terhadap total nilai penjaminan yang dibukukan perusahaan pada bulan yang sama. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/agr


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Jamkrida Bali Mandara (Perseroda) mencatatkan nilai penjaminan ke sektor produktif atau Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebesar Rp 19,12 triliun per Maret 2025. Adapun nilai tersebut memakan porsi sebesar 39,12% terhadap total nilai penjaminan yang dibukukan perusahaan pada bulan yang sama.

"Nilai penjaminan keseluruhan yang dibukukan Jamkrida Bali sampai Maret 2025 sebesar Rp 48,87 triliun," ucap Direktur Utama Jamkrida Bali I Ketut Widiana Karya kepada Kontan, Senin (30/6). 

Baca Juga: OJK: Industri Penjaminan Bisa Ambil Peluang dari Program KUR Rp 300 Triliun

Ia membeberkan beberapa tantangan dalam memperluas portofolio penjaminan ke sektor UMKM. Dia mengatakan tantangannya, yaitu UMKM memiliki tingkat risiko yang tinggi karena terbatasnya kapasitas keuangan mereka.

"Hal itu membuat mereka (UMKM) lebih rentan terhadap kegagalan usaha," ujarnya.

Selain itu, Ketut mengatakan penyaluran kredit ke UMKM juga cenderung rendah. Sebab, bank menilai segmen tersebut berisiko tinggi. Dengan demikian, permintaan atas penjaminan juga terbatas. Tantangan lainnya, yaitu akses terhadap data historis UMKM terbatas, sehingga menyebabkan perusahaan penjaminan sulit melakukan credit scoring secara akurat.

"Khususnya, data historis UMKM terkait keuangan dan transaksi," ungkapnya.

Baca Juga: Ini Kata Jamkrida Bali Soal Rasio Kredit Bermasalah UMKM Meningkat

Dari sisi perusahaan, Ketut menyebut Jamkrida Bali sejauh ini belum bisa berfokus untuk menjamin kredit hanya ke sektor produktif saja. Dia berpendapat diversifikasi portofolio ke berbagai sektor penting untuk dilakukan demi menjaga bisnis perusahaan. Dengan demikian, perusahaan juga harus mengimbangi dengan penjaminan kredit ke sektor konsumtif. 

"Penyebaran portofolio merupakan hal baik bagi bisnis penjaminan," tutupnya.  

Selanjutnya: Gelar RUPST, Darma Henwa (DEWA) Merombak Susunan Direksi dan Komisaris

Menarik Dibaca: 4 Ciri-Ciri Darah Haid Tidak Normal, Salah Satunya Beraroma Menyengat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×