Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) membukukan laba sebelum pajak (EBT) sebesar Rp 1,18 triliun sepanjang sembilan bulan pertama 2025. Realisasi tersebut jauh melampaui Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang ditetapkan perseroan sepanjang tahun ini, atau mencapai 156,7%.
Perolehan EBT pada kuartal III meningkat dari periode semester I. Dalam enam bulan pertama, laba sebelum pajak perusahaan pelah merah ini baru 551,76 miliar atau 73,17% dari RKAP 2025.
Dari sisi pendapatan, Jamkrindo meraup pendapatan imbal jasa penjaminan (IJP) bruto sebesar Rp 5,59 triliun atau 65,53% dari RKAP 2025. Pendapatan investasi menyumbang Rp 1,19 triliun, pendapatan subrogasi bersih Rp1,26 triliun dan pendapatan lain-lain sebesar Rp 50,67 miliar.
Baca Juga: Pengelolaan Industri Penjaminan Harus Belajar dari Korea, Jangan Sekedar Kejar Laba
Dari sisi pengeluaran, beban klaim yang dibayarkan tercatat Rp 3,79 triliun atau 49,36% dari RKAP, sedangkan beban usaha mencapai Rp1,46 triliun atau 79,75% dari RKAP. Pengendalian beban yang efektif menjadi faktor penting dalam menopang pencapaian laba dan efisiensi kinerja keuangan perusahaan.
Adapun volume penjaminan Jamkrindo mencapai Rp186,76 triliun. Itu terdiri dari penjaminan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp116,54 triliun dan penjaminan non-KUR sebesar Rp70,21 triliun. Melalui penyaluran ini, Jamkrindo telah membantu lebih dari 4,4 juta pelaku UMKM dan menyerap sekitar 11,69 juta tenaga kerja.
Plt. Direktur Utama Jamkrindo Abdul Bari mengatakan bahwa capaian kinerja tersebut merupakan hasil dari konsistensi perusahaan dalam menjaga keseimbangan antara ekspansi bisnis dan penguatan tata kelola yang baik.
Dia bilang, realisasi positif itu adalah wujud dari efektivitas strategi yang dijalankan Jamkrindo dalam memperluas jangkauan penjaminan, memperkuat transformasi digital, serta menjaga efisiensi operasional dan manajemen risiko.
Baca Juga: Jamkrindo Catatkan Penjaminan Kredit di Sektor Pertanian Rp 35,78 Triliun
“Kami berkomitmen terus mendukung pelaku usaha yang feasible namun belum bankable agar dapat memperoleh akses pembiayaan yang lebih luas,” ujar Abdul Bari dalam keterangannya, Minggu (2/11/25).
Abdul Bari menegaskan, Jamkrindo akan terus memperkuat posisinya sebagai lembaga penjaminan terbesar di Indonesia dengan mendorong inovasi produk, meningkatkan kualitas layanan, serta mengimplementasikan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam setiap aktivitas bisnis. Langkah ini dilakukan untuk memastikan keberlanjutan usaha sekaligus memberikan dampak sosial dan ekonomi yang positif bagi masyarakat.
Dengan jaringan layanan yang luas, meliputi 9 kantor wilayah, 54 kantor cabang, dan 15 unit pelayanan di seluruh Indonesia, Jamkrindo berkomitmen memastikan akses penjaminan yang merata hingga ke daerah terpencil, guna memperkuat perekonomian nasional berbasis pemerataan.
Selanjutnya: Pemerintah Bolehkan Pelaksanaan Umrah Mandiri, Ini Respons Zurich Syariah
Menarik Dibaca: 7.500 Pelari Ramaikan PLN Electric Run 2025, Kurangi Emisi dari Setiap Langkah Lari
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













