Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) atau yang dikenal Jasindo mencatatkan laba pada 2019 senilai Rp 232,16 miliar. Nilai itu tumbuh 19,23% year on year (yoy) dari posisi 2018 senilai Rp 194,71 miliar. Tahun ini, Jasindo menargetkan laba naik tinggi hingga Rp 400 miliar
Laba itu ditopang oleh pertumbuhan hasil underwriting senilai Rp 756,08 miliar. Nilai itu tumbuh 23,77% yoy dari posisi 2018 sebanyak Rp 610,87 miliar. Adapun hasil investasi Jasindo tercatat senilai Rp 217,43 miliar. Nilai ini turun 3,92% year on year (yoy) dari posisi 2018 senilai Rp 226,31 miliar.
Plt Dirut Asuransi Jasindo Didit Mehta Pariadi menyatakan perusahaan pelat merah itu pernah mencapai laba Rp 400 miliar pada 2015. Ia mengakui dua tahun terakhir Jasindo telah menambah cadangan teknis, masing-masing Rp 260 miliar dan Rp 270 miliar.
Baca Juga: Meski underwriting tak optimal, laba asuransi umum tumbuh 15,02% di 2019
“Kalau secara pembukuan itu bisa diterjemahkan sebagai usaha untuk menunda sebagian laba untuk mengantisipasi jika terjadi beban-beban dan klaim-klaim di masa mendatang. Target laba kita agresif di 2020, laba kita akan naikkan 100% jadi sampai Rp 400 miliar,” tutur Didit akhir pekan lalu.
Ia mengaku pada dua tahun terakhir Jasindo telah melakukan perbaikan portofolio. Seiring dengan itu, Jasindo sepanjang 2019 telah melakukan transformasi menjadi berbasis pelanggan.
"Saat kita masuk ke pasar risiko tinggi misalnya pembiayaan kendaraan bermotor melalui lembaga pembiayaan atau pasar asuransi kredit komersial dari bank BUMN, ternyata profil risikonya besar dari yang kita perkirakan. Sehingga kita menghentikan laju pertumbuhannya," papar Didit.
Ia melanjutkan, langkah ini memang menekan pertumbuhan bisnis dalam jangka pendek. Namun ia mengaku dalam jangka panjang akan menguntungkan lantaran bisa menekan laju pertumbuhan klaim.
Direktur Operasi Ritel Jasindo Sahata L. Tobing menyebut pada 2019 lalu portofolio Jasindo paling besar berasal dari asuransi properti hampir 25%. Lalu asuransi oil and gas sekitar 15%, baru asuransi ritel.
Baca Juga: OJK mau reformasi industri asuransi, Jasindo siapkan strategi
"Tahun ini target premi kita kita Rp 6,4 triliun. Kita harapkan bisa tumbuh dari aspek-aspek yang menguntungkan. Misalnya marine cargo, lalu logistik yang bergerak. Selain itu kita melihat bisnis pertanian akan berkembang, ketiga bisnis kesehatan akan kita naikkan," jelas Sahata.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News