kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.980.000   15.000   0,76%
  • USD/IDR 16.810   20,00   0,12%
  • IDX 6.446   7,70   0,12%
  • KOMPAS100 927   0,91   0,10%
  • LQ45 722   -0,90   -0,12%
  • ISSI 206   1,64   0,80%
  • IDX30 375   -0,74   -0,20%
  • IDXHIDIV20 453   -1,23   -0,27%
  • IDX80 105   0,08   0,08%
  • IDXV30 111   0,28   0,25%
  • IDXQ30 123   -0,06   -0,05%

Jelang Paparan Kinerja, Bagaimana Arah Pergerakan Saham Perbankan?


Senin, 21 April 2025 / 05:15 WIB
Jelang Paparan Kinerja, Bagaimana Arah Pergerakan Saham Perbankan?
ILUSTRASI. Mulai pekan ini, hingga beberapa pekan ke depan musim paparan kinerja perbankan selama kuartal I-2025 bakal dimulai.KONTAN/Cheppy A. Muchlis/17/03/2025


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mulai pekan ini, hingga beberapa pekan ke depan akan menjadi pekan yang sibuk bagi industri perbankan. Pasalnya, musim paparan kinerja selama kuartal I-2025 bakal dimulai.

Laporan keuangan terbaru dari industri perbankan tentu akan menjadi perhatian para investor. Terlebih, saat ini saham-saham perbankan tengah dibayangi tren koreksi.

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) bakal mengawali paparan kinerja selama tiga bulan pertama pada Rabu (23/4). Di mana, BCA berpotensi menjadi bank dengan laba terbesar di periode tersebut. 

Hal tersebut mengingat pada dua bulan pertama di 2025 ini, BCA secara bank only memiliki laba terbesar senilai Rp 8,97 triliun. Itu mencatatkan pertumbuhan sekitar 8,46% secara tahunan (YoY).

Baca Juga: Jelang RDG Bank Indonesia, Kinerja Saham Bank Jumbo Masih Kompak Terkoreksi

Menariknya, laba BCA ini mampu menggeser PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) di Januari-Februari 2025 yang hanya mencetak laba Rp 6,6 triliun. Seperti diketahui, BRI beberapa tahun terakhir selalu menjadi bank dengan laba terbesar di Indonesia.

Meski demikian, BRI telah mencatatkan perbaikan di bulan Februari 2025 jika dibandingkan pada bulan sebelumnya. Alasannya, credit cost (CoC) yang mulai membaik.

Biaya kredit BBRI terus membaik dari bulan ke bulan. Pada Februari 2025, CoC bank only berada di level 3,28%, angka ini membaik dari credit cost pada Januari 2025 yang ada di 5,57%. Angka ini juga jauh lebih baik dari CoC BBRI di Februari 2024 sebesar 6,72%. 

Investment Analyst Edvisor Provina Visindo Indy Naila membenarkan bahwa laporan keuangan perbankan di kuartal I/2025 bisa jadi penentu arah pergerakan harga sahamnya. Di mana, pertimbangan investor domestik dan asing untuk masuk ke saham perbankan.

Meski demikian, Indy bilang hal tersebut tak akan berdampak signifikan di saat saham-saham bank terus mengalami penurunan. Mengingat, belum ada tanda-tanda arus dana asing akan masuk kembali.

Downtrend masih sampai kuartal III/2025 dan juga perlu dilihat laporan keuangan kuartalan emiten perbankan juga agar sinyal masuk ke perbankan semakin kuat,” ujar Indy.

Ia menambahkan kalau terkait kinerja keuangan nantinya, investor bakal fokus pada beberapa indikator. Mulai dari sisi loan growth dan beberapa rasio seperti NIM, ROE, ROA, LDR dan NPL.

Baca Juga: Koleksi 2 Saham Bank Ini, Lo Kheng Hong Dapat Dividen Rp 17,8 M

Dari beberapa indikator tersebut, Indy melihat sejatinya PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang dinilai cukup kuat. Di mana, Bank Mandiri mencatat pertumbuhan kredit paling tinggi di dua bulan pertama 2025 sekitar 19% YoY.

“BMRI karena eksposur ke ritelnya kuat dan kebijakan-kebijakan domestik BMRI bisa lebih defensif,” ujar Indy.

Sementara itu, Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori, Ekky Topan bilang pergerakan saham bank akan terlihat netral. Alasannya, pada pekan ini Bank Indonesia (BI) yang akan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) dengan potensi menahan suku bunga.

Menurutnya, saham perbankan akan berbalik arah dari downtrend jika jika BI menurunkan suku bunga karena likuiditas akan lebih longgar dan menurunkan cost of funds hingga mendorong kredit.

Ia memproyeksikan saham perbankan untuk jangka pendek masih menurun, meski penurunan untuk saat ini terlihat tertahan. Dengan harapan untuk menguat kembali.

“Namun di tengah ketidakpastian market seperti sekarang, tentu bisa saja momentumnya berubah,” ujarnya.

Menurutnya, saat ini BBCA pilihan paling aman untuk perbankan. Ini bisa dilihat dari histori pergerakan sahamnya, dan bukan emiten BUMN yang mungkin memiliki risiko untuk terlibat pada program pemerintah yang saat ini cenderung populis.

“Kinerja keuangan juga konsisten tumbuh, saya rasa dalam jangka panjang BBCA bisa kembali menyentuh high baru di Rp 12.000,” tandasnya.

Selanjutnya: Ada yang Turun,Bandingkan Harga BBM April di Pertamina, Shell, BP & Vivo Senin (21/4)

Menarik Dibaca: Samsung A06 5G Free Fire Package, Harga 2 Jutaan dan Spesifikasi Lengkapnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×