CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.364.000   21.000   0,90%
  • USD/IDR 16.757   28,00   0,17%
  • IDX 8.420   13,34   0,16%
  • KOMPAS100 1.164   -0,44   -0,04%
  • LQ45 848   -0,95   -0,11%
  • ISSI 294   0,44   0,15%
  • IDX30 442   -0,63   -0,14%
  • IDXHIDIV20 514   -0,01   0,00%
  • IDX80 131   0,01   0,01%
  • IDXV30 135   -0,15   -0,11%
  • IDXQ30 142   -0,01   -0,01%

Juli, laba bersih perbankan syariah anjlok 52,75%


Jumat, 03 Oktober 2014 / 10:37 WIB
Juli, laba bersih perbankan syariah anjlok 52,75%
ILUSTRASI. Jangan Khawatir! Pahami 5 Cara Merawat Rambut Kering Saat di Pantai


Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Laba bersih perbankan syariah anjlok 52,75% secara year on year (yoy) di bulan Juli 2014. Selain disebabkan masih tingginya biaya dana akibat ketergantungan sumber dana pihak ketiga (DPK) pada deposito, sebagian besar Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) masih dalam tahap pengembangan.

Menurut Rizqullah, Bendahara Umum Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo), masih banyak BUS maupun UUS yang tergantung kepada deposito dalam portofolio pendanaan. “Akibatnya biaya dana (cost of fund) yang harus ditanggung perbankan syariah makin besar. Ini tentu menggerus perolehan laba bersih perbankan syariah secara industri,” kata Rizqullah, saat dihubungi KONTAN, Jumat (3/10).

Selain itu, kegiaan bisnis industri perbankan syariah juga belum cukup efisien. Hal ini tak lepas dari fakta sebagian besar BUS maupun UUS masih dalam tahap pengembangan oleh induknya yang merupakan Bank Umum Konvensional. Sehingga biaya operasional yang dihabiskan masih cukup besar. “Ini juga mempengaruhi mengapa perolehan laba bersih belum mampu optimal seperti di Bank Umum Konvensional,” pungkas Rizqullah.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juli 2014, laba bersih BUS maupun UUS mencapai Rp 1,03 triliun. Jumlah tersebut mengalami penurunan cukup besar sebanyak 52,75% secara yoy dibanding laba bersih di akhir Juli 2013 yang mencapai Rp 2,18 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×