Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Khomarul Hidayat
Menurut Kepala Riset Samuel Sekuritas Suria Dharma, masalah utama Bank Bukopin saat ini adalah kepastian masuknya Kookmin untuk menjadi pengendali. "Mereka sebenarnya sudah siap dengan dana US$ 200 juta di escrow account, tapi tentu mereka tidak mau cairkan sebelum ada kepastian pengendalian," ujar Suria.
Tarik ulur antara Kookmin dan Bosowa Corporation menjadi kontraproduktif di tengah situasi BBKP kini. Per Maret 2020, Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank Bukopin cuma 12,59% berada di ambang batas minimum 12% yang ditentukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Makanya, Jumat pekan lalu, OJK menerbitkan surat teguran kepada Direktur Utama Bosowa Sadikin Aksa yang dianggap OJK tidak mendukung proses pengambilalihan mayoritas saham Bukopin oleh Kookmin.
Dukungan dari Bosowa ini sangat penting guna memuluskan proses pengambilalihan hingga 67% saham Bukopin oleh Kookmin. Pasalnya, hingga saat ini Bosowa tercatat masih menguasai sekitar 23,39% saham BBKP dan menjadi pemegang saham terbesar BBKP.
Baca Juga: Melirik kondisi likuiditas Bank Bukopin bulan Mei 2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News