kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.172   20,00   0,12%
  • IDX 7.071   87,46   1,25%
  • KOMPAS100 1.057   17,05   1,64%
  • LQ45 831   14,47   1,77%
  • ISSI 214   1,62   0,76%
  • IDX30 424   7,96   1,91%
  • IDXHIDIV20 511   8,82   1,76%
  • IDX80 121   1,93   1,63%
  • IDXV30 125   0,91   0,73%
  • IDXQ30 141   2,27   1,63%

Kantongi laba bersih Rp 1,6 triliun, ini capaian Bank Mega di tahun 2018


Rabu, 06 Februari 2019 / 19:42 WIB
Kantongi laba bersih Rp 1,6 triliun, ini capaian Bank Mega di tahun 2018


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mega Tbk (MEGA) berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp 1,6 triliun selama 2018 alias tumbuh 23% dibangun tahun sebelumnya. Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib dalam Laporan Tahunan 2018 menyatakan puas atas capaian perseroan sepanjang 2018 ini.

"Menutup tahun 2018, Bank Mega berhasil mencatat kinerja yang menggembirakan yang tercermin dari pencapaian laba sebelum pajak (PBT) sebesar Rp 2 triliun atau tumbuh 21,41% dibandingkan 2017 sebesar Rp 1,6 triliun. Dan laba bersih sebesar Rp1.6 triliun, atau tumbuh 23%," katanya.

Pertumbuhan laba sendiri disebutkan Kostaman ditopang pendapat bunga bersih dari pertumbuhan kredit ditambah berkurangnya biaya pencadangan. Sepanjang 2018 lalu, Mega berhasil menyalurkan kredit senilai Rp 42,25 triliun, tumbuh 19,96% dibandingkan 2017 dengan penyaluran senilai Rp 35,22 triliun

"Kredit korporasi menempati porsi terbesar dari total kredit Bank Mega yaitu 36,07% disusul oleh joint-financing sebesar 31,68%," lanjut Kostaman.

Pertumbuhan kredit perseroan juga turut didukung oleh membaiknya rasio kredit bermasalah alias Non Performing Loan (NPL) yang pada 2018 mencapai 1,6%. Menurun dibandingkan 2017 sebesar 2,01%.

Karena itu, Kostaman bilang biaya pencadangan perseroan juga ikut menyusut sebagai penopang laba. Penurunannya mencapai Rp 484 miliar atau 57% dibandingkan 2017.

Dengan capaian tersebut Return of Equity (ROE) perseroan juga meningkat di level 13,76% hingga akhir 2018, dimana pada 2017 ROE Mega sebesar 11,66%. Sementara rasio kecukupan modal minimum atau CAR setelah memperhitungkan resiko kredit, pasar, dan operasional sebesar 22,79%.

Sementara di sisi lain, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) justru tumbuh negatif. Sepanjang 2018, Mega berhasil mengumpulkan DPK senilai Rp 60,74 triliun, tumbuh turun 0,89% dibandingkan 2017 yang terhimpun Rp 61,28 triliun.

Namun, Kostaman bilang hal ini sesuai dengan strategi perseroan yang ingin menyeimbangkan penghimpunan DPK dengan penyaluran kredit. Sebab, posisi LDR Mega masih berada di level 67,23%.

"Kami menyelaraskan pertumbuhan DPK dan kredit, dengan tetap memperhatikan likuiditas bank. Selain itu, Bank juga berusaha menjaga cost of fund DPK dengan menerima deposito bunga tinggi secara sangat selektif dan meningkatkan dana murah," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×