kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.159   41,00   0,25%
  • IDX 7.071   87,46   1,25%
  • KOMPAS100 1.057   17,05   1,64%
  • LQ45 831   14,47   1,77%
  • ISSI 214   1,62   0,76%
  • IDX30 424   7,96   1,91%
  • IDXHIDIV20 511   8,82   1,76%
  • IDX80 121   1,93   1,63%
  • IDXV30 125   0,91   0,73%
  • IDXQ30 141   2,27   1,63%

Kantor apung BRI untuk daerah terpencil


Rabu, 06 Februari 2013 / 10:37 WIB
Kantor apung BRI untuk daerah terpencil
ILUSTRASI. Harga saham PTBA naik 4,55% di perdagangan bursa Kamis (30/9). KONTAN/Hendra Suhara


Reporter: Roy Franedya |

JAKARTA. Ketatnya persaingan kredit di segmen mikro mendorong perbankan semakin inovatif memberikan pelayanan kepada nasabah. Bank Rakyat Indonesia (BRI) misalnya, akan menyediakan layanan kantor terapung guna menjangkau nasabah di daerah-daerah terpencil.

Sesuai namanya, kantor terapung merupakan kantor BRI yang beroperasi di atas kapal. Di tahap awal, kantor terapung ini akan melayani daerah kepulauan Maluku dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Tahun ini, BRI berencana nambah kantor cabang mikro 200 unit.

Direktur Utama Bank BRI, Sofyan Basir, mengatakan layanan ini merupakan salah satu terobosan mengatasi minimnya infrastuktur di wilayah Indonesia Timur. Infrastruktur yang jelek mengakibatkan bisnis bank sulit berkembang. "Masalah ini menyebabkan bank menderita biaya yang tinggi karena pengiriman uang lambat," ujarnya pekan lalu.

Metode ini juga merupakan cara BRIĀ  menjemput bola. Tingginya persaingan mendorong bank spesialis kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) ini lebih proaktif dalam menciptakan bisnis di daerah terpencil. "Kami ingin terdepan dalam menjangkau daerah terpencil dan memperluas basis nasabah," terangnya.

Menurut Sofyan, BRI berani menghadirkan layanan ini karena sudah memiliki operasional yang efisien. Sehingga penambahan kantor apung tidak akan berpengaruh pada Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO). Per Desember 2012, BOPO BRI mencapai 59,83% atau lebih rendah dari rata-rata BOPO perbankan yang mencapai 78%.

Informasi saja, tahun ini persaingan penyaluran kredit UMKM diprediksi akan mengetat. Penyebabnya, kebijakan Bank Indonesia (BI) yang mewajibkan bank memiliki portofolio kredit UMKM minimal 20% dari total kredit atau mengalirkan kredit mikro minimal 10%.

Salah satu calon pesaing BRI adalah Bank Sinar Harapan Bali. Anak usaha Bank Mandiri ini bakal menjadi ancaman lantaran memiliki jaringan sangat luas, setelah berkongsi dengan PT Pos Indonesia. BUMN logistik ini memiliki 3.000 kantor di setiap pelosok negeri. Database nasabah juga bertambah dengan menggarap nasabah Tabungan Pensiun (Taspen), mitra strategis lain Bank Mandiri di Bank Sinar.

Bank Internasional Indonesia (BII) dan Bank Mutiara juga berencana masuk kredit mikro demi menjaga margin dan mempertahankan pertumbuhan laba. Maklum kredit ini menjanjikan margin tinggi. Keduanya sedang menanti persetujuan BI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×