kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Kedit Bermasalah (NPF) CIMB Niaga Turun Jadi 1,16% Hingga September 2024


Selasa, 08 Oktober 2024 / 20:52 WIB
Kedit Bermasalah (NPF) CIMB Niaga Turun Jadi 1,16% Hingga September 2024
ILUSTRASI. Pelayanan pelanggan di kantor CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) Bintaro, Tangerang Selatan, Selasa (2/7/2024). Kredit bermasalah atau Non Performing Financing (NPF) CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) berada di posisi 1,16%.


Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) melaporkan hingga September 2024, Non Performing Financing (NPF) atau kredit bermasalah berada di posisi 1,16% atau membaik 10 basis poin (Bps) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 1,26%.

Presiden Direktur CNAF, Ristiawan Suherman, mengatakan, untuk menjaga tingkat NPF agar tetap terkendali, CNAF telah menerapkan sejumlah strategi. Di antaranya dengan menerapkan sistem scoring dalam menentukan dan memastikan kualitas nasabah yang disetujui. 

Selain itu, CNAF juga aktif mengingatkan nasabah terkait pembayaran angsuran melalui fasilitas whatsApp dan telepon, serta CNAF juga sedang mengembangkan teknologi telepon dengan bantuan suara robot.

Baca Juga: CNAF Optimistis Penyaluran Pembiayaan Baru Tembus Rp 9 Triliun pada 2024

"Kami optimistis sampai akhir tahun 2024 dapat meraih angka NPF di bawah 1%," kata Ristiawan kepada Kontan, Senin (7/10).

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), NPF Gross perusahaan pembiayaan pada Agustus 2024 sebesar 2,66%. Angka itu membaik, jika dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 2,75%. 

Ristiawan berpendapat bahwa tingkat NPF industri yang membaik itu dikarenakan oleh kemampuan para perusahaan pembiayaan dalam menjaga kesehatan portofolio perusahaannya. 

Baca Juga: Ini Kata Sejumlah Multifinance Terkait Dampak Penurunan Suku Bunga

CNAF juga menilai, kondisi perekonomian global memang berpengaruh ke banyak hal, salah satunya yaitu daya beli masyarakat yang menurun. Namun, di kuartal IV-2024 ini, CNAF memprediksi market akan kembali menggeliat, ditambah dengan angin segar penuruan suku bunga yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI). 

"Stimulus ini tentunya akan menjadi pendorong masyarakat untuk tidak perlu lagi wait and see," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×