kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.481.000   3.000   0,20%
  • USD/IDR 15.703   21,00   0,13%
  • IDX 7.557   53,01   0,71%
  • KOMPAS100 1.175   9,66   0,83%
  • LQ45 939   11,90   1,28%
  • ISSI 227   0,10   0,04%
  • IDX30 484   6,37   1,33%
  • IDXHIDIV20 584   9,51   1,66%
  • IDX80 134   1,12   0,85%
  • IDXV30 142   -0,56   -0,39%
  • IDXQ30 162   1,94   1,21%

Kedit Bermasalah (NPF) CIMB Niaga Turun Jadi 1,16% Hingga September 2024


Selasa, 08 Oktober 2024 / 20:52 WIB
Kedit Bermasalah (NPF) CIMB Niaga Turun Jadi 1,16% Hingga September 2024
ILUSTRASI. Pelayanan pelanggan di kantor CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) Bintaro, Tangerang Selatan, Selasa (2/7/2024). Kredit bermasalah atau Non Performing Financing (NPF) CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) berada di posisi 1,16%.


Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) melaporkan hingga September 2024, Non Performing Financing (NPF) atau kredit bermasalah berada di posisi 1,16% atau membaik 10 basis poin (Bps) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 1,26%.

Presiden Direktur CNAF, Ristiawan Suherman, mengatakan, untuk menjaga tingkat NPF agar tetap terkendali, CNAF telah menerapkan sejumlah strategi. Di antaranya dengan menerapkan sistem scoring dalam menentukan dan memastikan kualitas nasabah yang disetujui. 

Selain itu, CNAF juga aktif mengingatkan nasabah terkait pembayaran angsuran melalui fasilitas whatsApp dan telepon, serta CNAF juga sedang mengembangkan teknologi telepon dengan bantuan suara robot.

Baca Juga: CNAF Optimistis Penyaluran Pembiayaan Baru Tembus Rp 9 Triliun pada 2024

"Kami optimistis sampai akhir tahun 2024 dapat meraih angka NPF di bawah 1%," kata Ristiawan kepada Kontan, Senin (7/10).

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), NPF Gross perusahaan pembiayaan pada Agustus 2024 sebesar 2,66%. Angka itu membaik, jika dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 2,75%. 

Ristiawan berpendapat bahwa tingkat NPF industri yang membaik itu dikarenakan oleh kemampuan para perusahaan pembiayaan dalam menjaga kesehatan portofolio perusahaannya. 

Baca Juga: Ini Kata Sejumlah Multifinance Terkait Dampak Penurunan Suku Bunga

CNAF juga menilai, kondisi perekonomian global memang berpengaruh ke banyak hal, salah satunya yaitu daya beli masyarakat yang menurun. Namun, di kuartal IV-2024 ini, CNAF memprediksi market akan kembali menggeliat, ditambah dengan angin segar penuruan suku bunga yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI). 

"Stimulus ini tentunya akan menjadi pendorong masyarakat untuk tidak perlu lagi wait and see," tuturnya.

Selanjutnya: OJK Masih Tunggu Terbitnya PP Asuransi Wajib dan Dana Pensiun Wajib Tambahan

Menarik Dibaca: Agritech Koltiva Bantu Rantai Pasokan Produk Pertanian Bisa Terlacak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×