Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Berkaca pada kinerja di tahun lalu yang tidak begitu menggembirakan, industri asuransi syariah diperkirakan makin rajin berinovasi tahun ini. Salah satunya adalah melalui diversifikasi produk dan jalur distribusi.
Menurut Taufik Marjuniadi, Wakil Ketua Bidang Riset dan Statistik Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI), setelah kinerja asuransi syariah melempem pasca naiknya uang muka pembiayaan syariah, industri mulai berancar-ancar melebarkan bisnis mereka ke bisnis asuransi non kendaraan.
Nah di tahun ini, pengembangan di tahun lalu diprediksi sudah bisa direalisasikan tahun ini. Misalnya saja ekspansi ke bisnis asuransi kesehatan, atau lebih memperbesar penetrasi ke segmen ritel. "Selain itu ketergantungan dari jalur distribusi leasing pun perlahan dikurangi," katanya.
Langkah serupa direncanakan Unit usaha Syariah PT Jasindo (Persero). Erwin Noekman Chief Takaful Business Unit Jasindo Takaful menyebut di tahun ini mereka siapkan beberapa diversifikasi bisnis seperti menggarap bisnis asuransi umroh. "Pasarnya cukup besar yakni mencapai 3,5 juta jemaat tiap tahun, tapi selama ini asuransinya dikuasai oleh perusahaan asuransi konvensional," kata Erwin.
Selain itu di tahun ini Jasindo Takaful juga bakal memfokuskan diri untuk menggarap jalur distribusi di luar perbankan dan multifinance untuk menggenjot bisnis. Jalur seperti brokerage dan agensi disebutnya masih punya peluang untuk menangkap pasar yang luas baik di segmen korporat maupun ritel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News