Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah persaingan likuiditas yang tinggi, perbankan terus mencari strategi agar mampu menjaring Dana Pihak Ketiga (DPK). Di industri bank digital sendiri, strategi dengan mengupayakan ekosistem yang dimiliki tampaknya menjadi pilihan.
Ambil contoh, PT Super Bank Indonesia atau Superbank yang baru-baru ini melakukan integrasi dengan Grab. Di mana, bank milik Emtek tersebut mengincar nasabah baru dari pengguna Grab, baik itu dari driver, penumpang, hingga merchant.
Baca Juga: Superbank Mulai Terintegrasi di Aplikasi Grab, Apa Kabar Ovo?
Presiden Direktur Superbank Tigor M. Siahaan bilang bahwa saat ini memang pihaknya terbantu dengan ekosistem yang dimiliki oleh para pemegang sahamnya. Di mana, ekosistem tersebut sudah memiliki potensi nasabah baru yang besar.
“Seperti misalnya di Grab, itu penggunanya sudah jutaan. Terlebih, kita hanya satu-satunya bank yang mendapatkan akses di Grab,” ujar Tigor.
Lebih lanjut, Tigor mengungkapkan bahwa integrasi dengan Grab ini merupakan awalan bagi Superbank untuk berintegrasi dengan ekosistem lainnya.
Ia bilang selanjutnya Superbank juga akan berintegrasi dengan bagian ekosistem dari Superbank, salah satunya Ovo.
Baca Juga: Paylater Perbankan Tak Mau Kalah Saingan
Sayangnya, Tigor masih merahasiakan besaran DPK yang diincar dari integrasi dengan ekosistem-ekosistem tersebut. Ia hanya bilang bahwa pihaknya berfokus untuk menangkap potensi besar yang dimiliki saat ini.
Jika menilik kinerja Superbank pada kuartal I-2024, performa DPK Superbank tumbuh sekitar 27,81% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 602 miliar. Di mana, tabungan menjadi yang tumbuh paling pesat sekitar 484% YoY menjadi Rp 146 miliar.
Selain Superbank, ada juga PT Bank Jago Tbk (ARTO) yang juga menjaring DPK dari ekosistemnya melalui Gopay Tabungan. Sejak meluncur pada Oktober 2023, jumlah nasabah GoPay Tabungan tercatat mencapai 1,7 juta nasabah sampai akhir Mei 2024 ini.
Direktur Kepatuhan & Corporate Secretary Bank Jago Tjit Siat Fun bilang, sebagai bank berbasis teknologi, Bank Jago mengembangkan produk dan layanan yang dirancang untuk dapat tertanam di berbagai ekosistem digital.
Baca Juga: Persaingan Penghimpunan Dana Kian Ketat, Bank Digital Kerek Bunga Deposito
Dengan pendekatan tersebut, Bank Jago memberikan nasabah berbagai pilihan untuk mengakses produk dan layanan Bank Jago melalui aplikasi mitra sehingga tidak perlu mengunduh banyak aplikasi.
GoPay Tabungan merupakan salah satu bentuk pendekatan tersebut. “Namun, saat ini kontribusi GoPay Tabungan terhadap keseluruhan DPK Bank Jago positif walaupun belum signifikan karena produk ini masih terbilang baru,” ujarnya.
Lebih lanjut, wanita yang akrab disapa Afun ini mengungkapkan sebagai mitra strategis ekosistem GoTo, Bank Jago akan melanjutkan dan memperdalam kolaborasi yang sudah ada dengan ekosistem GoTo, termasuk Gojek, GoTo Financial, serta Tokopedia dan TikTok.
Sedikit berbeda, Direktur Utama PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) Indra Utoyo bilang pihaknya menjalin kemitraan strategis tidak hanya dengan ekosistem CT Corpora, namun juga dengan beberapa ekosistem terkemuka lainnya melalui penerapan model Open Banking.
Baca Juga: Sederet Bank Digital Targetkan Kredit Tumbuh Dua Digit pada Tahun Ini
Indra percaya bahwa dengan melalui strategi kolaborasi seperti itu, pihaknya mampu menyediakan layanan perbankan digital yang memberikan nilai tambah untuk mempermudah aktivitas pengguna yang sekaligus menjadi target market Bank.
“Terkait DPK ekosistem sendiri, tidak lagi mendominasi komposisi DPK,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News