kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kemenkop UKM targetkan 100 koperasi modern, salah satunya sektor kelapa sawit


Rabu, 28 April 2021 / 10:43 WIB
Kemenkop UKM targetkan 100 koperasi modern, salah satunya sektor kelapa sawit
ILUSTRASI. Petugas memberikan pelayanan pada anggota di Rumah Koperasi Nusantara Pos Prioritas Palembang,Sumsel, Selasa (27/4/2021).


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ini, Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) menargetkan adanya 100 koperasi modern lahir. Salah satu sektor yang disasar adalah industri kelapa sawit.

"Kami terbuka untuk bersinergi melahirkan koperasi sawit yang modern dan mendunia," kata Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam siaran pers pada Rabu (28/4). Dia menambahkan, terdapat Lembaga Pengelola Dana Bergulir atau LPDB-KUMKM untuk melengkapi pembiayaan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) sebelumnya.

Adapun, pasar energi terbarukan dan konsumsi produk ramah lingkungan juga terus membesar, baik di dalam maupun luar negeri. Maka Teten menyebut, hal itu menjadi peluang untuk melahirkan produk-produk sawit unggulan.

Ditambah lagi dengan tanah Indonesia subur, petani juga jumlahnya banyak dan rajin-rajin. "Maka, kolaborasi antara koperasi tani dengan perguruan tinggi dan pelaku usaha lainnya akan mengubah kekuatan tadi menjadi keunggulan bagi bangsa kita," kata Teten.

Baca Juga: Pintek dukung pengembangan UKM pendidikan go-digital lewat program SIPLah

Dia menambahkan, luasnya lahan sawit ternyata tidak lagi satu-satunya kunci untuk menjadi pemain utama sawit di dunia. Lebih dari itu, manajemen lahan, manajemen SDM, manajemen inovasi, serta teknologi dan manajemen pasar jauh lebih menentukan.

Terdapat tiga kunci agar UMKM berbasis sawit dapat tumbuh. Pertama, petani yang terkonsolidasi, artinya tak lagi petani berbasis perorangan, tetapi melalui koperasi. Kedua, terjalinnya kemitraan yang baik. Salah satu indikatornya adalah terfasilitasinya koperasi tani masuk ke dalam rantai nilai global. "Ketiga, adanya inovasi, R&D, hilirisasi produk sawit agar memiliki nilai tambah,” ujar Teten.

Komoditi sawit dinilai memiliki peran penting dalam ekonomi perkebunan dan pertanian nasional. Berdasarkan data BPDPKS, ekspor komoditas sawit di tahun 2020 mencapai US$ 22,97 miliar atau setara Rp 321,5 triliun. Angka ini tumbuh naik 13,6% dibandingkan pada tahun 2019.

Sebelum pandemi, Teten menceritakan dia bersama Menteri ATR/BPN Sofyan Djalil sempat ke Malaysia untuk melihat FELDA (The Federal Land Development Authority) dan FELCRA (Federal Land Consolidation and Rehabilitation Authority). “Meski dua entitas itu berbeda, namun kelembagaan ini punya tugas yang sama yaitu, mengatasi kemiskinan dengan optimalisasi tanah rakyat, termasuk melalui perkebunan sawit terpadu," pungkas MenkopUKM.

Baca Juga: Firma, CV, dan koperasi kini bisa dapatkan pendanaan melalui platfrom corwdfunding

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×