Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berbeda dengan bank-bank jumbo di tanah air, kinerja bank yang masuk dalam kelompok KBMI 3 terbilang cukup variatif pada kuartal I 2025. Beberapa diantaranya, ada yang mampu mencatatkan pertumbuhan dua digit.
Sepanjang periode tiga bulan pertama ini, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) membukukan perolehan laba bersih Rp 1,87 triliun. Capaian tersebut naik 10%dari perolehan periode yang tahun lalu sebesar Rp 1,70 triliun.
BSI memang tercatat cukup ekspansif, terlebih dengan aplikasi terbarunya Byond. Di mana, peningkatan berbasis fee (fee based income/FBI) yang menjadi pendorong kinerja labanya.
Plt Direktur Utama BSI Bob T Ananta mengungkapkan FBI BSI tumbuh 39,3% menjadi Rp1,7 triliun. Secara komposisi, fee based ratio juga naik signifikan per Maret 2025 dari 16,91% ke level 20,35%.
Di sisi lain, ia juga menyoroti adanya dampak positif dari layanan bullion bank yang baru diluncurkan pada akhir Februari 2025 lalu terhadap kinerja bisnis BSI. Dari sisi pertumbuhan, bisnis emas di BSI melesat 81,99% YoY ke level Rp 14,33 triliun. Cicil emas mendominasi pertumbuhan bisnis emas mencapai Rp7,37 triliun tumbuh 168,64% YOY, Gadai Emas mencapai Rp6,96 triliun tumbuh 35,65% YoY.
“Bisnis emas mampu memberikan kontribusi fee based income perusahaan sebesar 17,81%,” ujar Bob.
Baca Juga: Bisnis Emas BSI Tumbuh 82% YoY pada Kuartal l-2025
Sedikit berbeda, CIMB Niaga tampak lebih hati-hati pada periode tiga bulan pertama tahun ini. Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan pihaknya menjaga pertumbuhan laba disertai dengan memastikan kualitas kredit yang terjaga.
Selama kuartal I 2025, perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp 1,8 triliun atau naik 7,4% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,68 triliun.
Adapun, penerapan manajemen risiko yang disiplin terlihat dari perbaikan Gross Non-Performing Loan (NPL) menjadi 1,85% dari 2,14% pada periode yang sama tahun lalu. Di mana, kredit atau pembiayaan tetap naik 8,7% YoY menjadi Rp 230,1 triliun.
“Kami terus memperkuat fondasi bisnis melalui pertumbuhan dengan prinsip kehati-hatian dan investasi strategis untuk mendukung penciptaan nilai jangka panjang.” ujar Lani.
Baca Juga: Selama Kuartal I, Bank CIMB Niaga (BNGA) Bukukan Laba Rp 2,2 triliun
Sementara itu, ada bank milik investor asal Singapura PT Bank OCBC NISP Tbk. (NISP) yang menyusul dengan laba bersih senilai Rp1,29 triliun. Pertumbuhan labanya pun cukup signifikan yaitu mencapai 11% YoY
Adapun, pertumbuhan laba tersebut didorong oleh peningkatan pendapatan operasional sebesar 13% YoY menjadi Rp 3,2 triliun. Meski demikian, Presiden Direktur OCBC Parwati Surjaudaja memastikan pertumbuhan kinerja OCBC di kuartal I/2025 tersebut tetap berkualitas.
"Meskipun di awal tahun ini masih diwarnai dengan dinamika kondisi makroekonomi global, pertumbuhan bank yang solid ini mencerminkan kepercayaan nasabah terhadap bank yang tetap terjaga," ujarnya.
Pada periode tersebut, OCBC mencatat DPK tumbuh 21% menjadi Rp 217,7 triliun. Dari sisi pembiayaan, kredit konsumer tumbuh 16% YoY, dan kredit perbankan bisnis tumbuh sebesar 10% YoY.
Baca Juga: OCBC NISP Tebar Dividen Rp2,43 Triliun
Kondisi likuiditas perseroan berada dalam kondisi baik dengan Liquidity Coverage Ratio (LCR) sebesar 259%, jauh di atas ketentuan regulator. Sementara itu, rasio kredit bermasalah bruto (NPL Gross) sebesar 1,7% dan NPL Net di angka 0,7%.
"Dalam menghadapi dinamika ekonomi nasional dan global, tentunya kami akan terus berpegang teguh pada prinsip kehati-hatian, dengan menjaga keseimbangan antara pertumbuhan dan manajemen risiko, demi memberikan nilai berkelanjutan bagi nasabah dan juga seluruh pemangku kepentingan,” tambah Parwati.
Sementara itu, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) telah menutup kuartal I/2025 dengan kinerja yang positif. Laba bersih BTN naik sekitar 5,05% secara tahunan atau mencapai Rp 903,7 miliar.
Pertumbuhan laba ini menandai perbaikan yang signifikan dalam tiga bulan pertama tahun ini. Mengingat, pada Februari 2025, laba tahun berjalan BTN secara bank only masih turun 54,66% YoY atau senilai Rp 251,97 miliar.
Selanjutnya: IHSG Menguat 6 Hari Beruntun, Cek Saham yang Banyak Diborong Asing di Awal Pekan
Menarik Dibaca: Sinopsis Spring of Youth, Drakor Romance Remaja Terbaru di Netflix
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News