kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.956.000   25.000   1,29%
  • USD/IDR 16.555   0,00   0,00%
  • IDX 6.926   28,03   0,41%
  • KOMPAS100 1.005   3,86   0,39%
  • LQ45 777   2,30   0,30%
  • ISSI 221   0,99   0,45%
  • IDX30 403   1,61   0,40%
  • IDXHIDIV20 475   0,87   0,18%
  • IDX80 113   0,26   0,23%
  • IDXV30 115   0,38   0,33%
  • IDXQ30 131   -0,13   -0,10%

Pertumbuhan Pendapatan Bunga Bersih Melambat, Laba Bank Tumbuh Tipis pada Kuartal I


Rabu, 07 Mei 2025 / 19:12 WIB
Pertumbuhan Pendapatan Bunga Bersih Melambat, Laba Bank Tumbuh Tipis pada Kuartal I
ILUSTRASI. Kinerja perbankan tanah air masih terhambat oleh pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) yang tumbuh melambat.KONTAN/Baihaki/19/8/2014


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja perbankan tanah air masih terhambat oleh pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) yang tumbuh melambat. Hal tersebut tercermin dalam kinerja beberapa bank di periode Maret 2025 yang menunjukkan bahwa beban bunga bank terus tumbuh tinggi.

Ambil contoh,  pendapatan bunga bersih BCA yang melambat secara kuartalan yakni minus 1,1% dimana pada 2024 pendapatan bunga bersih BCA mencapai Rp 21,3 triliun.

Walau demikian, EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengungkapkan bahwa pihaknya tetap optimistis pertumbuhan bunga bersih ke depan akan sejalan dengan permintaan kredit di pasar, pergerakan suku bunga, dan kondisi likuiditas.

Seperti diketahui, Kredit BCA tumbuh 12,6% yoy mencapai Rp 941 triliun hingga Maret 2025. 

Baca Juga: Pertumbuhan Pendapatan Bunga Bersih Bank Belum Kencang pada Awal Tahun

"Ke depan, BCA akan terus mendorong penyaluran kredit ke berbagai segmen dan sektor, dengan mengedepankan prinsip-prinsip perbankan yang pruden. Kami akan terus berupaya menjaga pertumbuhan profitabilitas ke depan," ungkap Hera kepada kontan.co.id, Rabu (7/5).

Sementara itu, PT Bank Mandiri Tbk juga hanya mencatat pertumbuhan pendapatan bunga bersih di Maret 2025 sekitar 5,5% YoY menjadi Rp 25,6 triliun. Bahkan secara kuartalan pendapatan bunga bersihnya minus 6,1% yang di 2024 lalu mencapai Rp 27,1 triliun.

Adapun laba Bank Mandiri secara yoy di kuartal I-2025 hanya tumbuh 3,9% mencapai Rp 12,1 triliun. Bahkan secara kuartalan pertumbuhan labanya minus 4,1%.

Sejalan, pertumbuhan pendapatan bunga bersih PT Bank Negara Indonesia (BNI) di Maret 2025 sekitar 4,7% mencapai Rp 9,8 triliun. Padahal di 2024 lalu pendapatan bunga bersihnya mencapai Rp 11 triliun artinya, secara kuartalan NII nya minus 10,9%.

Pendapatan bunga bersih PT Bank CIMB Niaga juga terlihat tumbuh mini di Maret 2025. Dimana pertumbuhannya hanya sebesar 1,0% yoy mencapai Rp 3,31 triliun.

Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan menyampaikan, pertumbuhan yang sangat mini disebabkan karena unsur Cost of Fund yang masih belum bisa turun sedangkan Bank disebut susah untuk menaikkan bunga pinjaman.

"Sehingga walaupun kredit masih tumbuh hampir 9% yoy, tidak ada kenaikan NIM Bahkan masih cenderung terkompresi," ujar Lani.

Ke depan pihaknya terus berusaha mengontrol CoF supaya tidak naik melalui CASA ratio dana murah. Sedangkan kata Lani untuk lebih masuk ke kredit dengan margin tinggi, bank juga harus berhati-hati karena daya beli masyarakat turun.

Baca Juga: Pendapatan Bunga Bank Mulai Tertekan

Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan juga melihat pertumbuhan yang kecil dari pendapatan Bunga Bank dikarenakan ekspansi kredit juga yang melambat di kuartal pertama tahun 2025 ini.

Menurutnya, kedepannya, dengan likuditas yang semakin membaik, daya beli juga akan semakin membaik, maka tentu ekspansi kredit juga akan kembali meningkat dan itu dapat mendorong pertumbuhan pendapatan bunga

"Tapi kembali lagi, karena kondisi ini sangat tergantung sekali dengan kondisi apa yang terjadi di global dan juga yang akan mempengaruhi nasional kita.

Lebih lanjut ia menjelaskan, jika dilihat dari sisi likuditas, dengan Amerika Serikat sendiri mengalami inflasi yang terkendali, maka masih ada ruang untuk The Fed menurunkan suku bunga. Menurut trioksa, ketika The Fed menurunkan suku bunga, maka Indonesia akan kembali kebanjiran likuiditas.

"Nah, ini harapannya bila kita melihat sekarang ini, semoga kondisi akan semakin membaik, sehingga dari sisi pendapatan bank juga akan semakin membaik," imbuhnya.

Selanjutnya: ANJT Rombak Jajaran Komisaris dan Direksi, Ini Susunan Pengurus Barunya

Menarik Dibaca: Apakah Kentang Bagus untuk Diet Menurunkan Berat Badan? Ini Faktanya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×