kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.923.000   8.000   0,42%
  • USD/IDR 16.335   -60,00   -0,37%
  • IDX 7.167   24,52   0,34%
  • KOMPAS100 1.045   4,88   0,47%
  • LQ45 815   2,85   0,35%
  • ISSI 224   0,76   0,34%
  • IDX30 426   1,90   0,45%
  • IDXHIDIV20 505   1,29   0,26%
  • IDX80 118   0,58   0,49%
  • IDXV30 120   0,61   0,51%
  • IDXQ30 139   0,24   0,17%

Kinerja bank tertohok pelambatan ekonomi


Jumat, 31 Juli 2015 / 09:04 WIB
Kinerja bank tertohok pelambatan ekonomi


Reporter: Dea Chadiza Syafina, Galvan Yudistira, Lidya Panjaitan | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Efek perlambatan ekonomi Indonesia memukul kinerja perbankan. Tak seperti tahun lalu, perbankan nasional nampaknya gagal mengukir laba tinggi di tahun ini.

Lihat saja, laba bank-bank besar. Umumnya hanya tumbuh mini, bahkan ada yang labanya turun di paruh pertama 2015. Dari sembilan bank dengan aset terbesar yang sudah merilis kinerja, tiga bank diantaranya mencetak penurunan laba.

Ambil contoh, Bank Negara Indonesia (BNI) yang merilis kinerja, kemarin. Bank berlogo 46 ini terpaksa harus  puasa pertumbuhan laba. Sepanjang semester I 2015, laba bersih BNI anjlok 50,8% menjadi Rp 2,43 triliun. Padahal di periode sama tahun lalu,  BNI masih bisa membukukan pertumbuhan laba segede 15,37%.

Perlambatan laba turut menimpa bank milik pemerintah yang lain yakni Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Mandiri. Laba BRI, tumbuh stagnan sebesar 1,16% menjadi Rp 11,86 triliun, secara tahunan. 

Sebagai perbandingan, pada semester I tahun 2014 lalu, laba BRI mampu tumbuh 15,7%. Toh begitu, bank spesialis kredit mikro ini tetap sebagai bank dengan pendulang laba terbesar.

Senasib, laba Bank Mandiri juga tumbuh melambat dari 15,57% di semester I 2014, menjadi hanya 3,5% di periode sama tahun ini. Adapun laba Bank Mandiri tercatat sebesar Rp 9,9 triliun.

Budi Gunadi Sadikin, Direktur Utama (Dirut) Bank Mandiri mengatakan, ekonomi Indonesia yang tengah melesu menjadi penghalang bagi Bank Mandiri. "Tahun ini, semua sektor mengalami kesulitan," tandas Budi, kemarin.

Ekonomi yang melambat juga menaikkan risiko kredit macet bank. Alhasil, bank pun memperbesar dana pencadangan kerugian.

BNI, semisal,  di tengah perlambatan ekonomi, BNI tetap menggeber pertumbuhan kredit sebesar 12,1%.  Kenaikan kredit bersamaan dengan menurunnya kemampuan debitur mencicil utang.

Dus, dana pencadangan kerugian BNI meningkat 63,15%, menjadi Rp 11,2 triliun. "Cadangan kerugian naik karena kredit macet naik menjadi 3% dibandingkan 2% di tahun lalu," ujar Dirut BNI, Achmad Baequni, kemarin. Setali tuga uang, laba Bank Mandiri juga tertahan dana pencadangan yang bertambah.

Hitungan KONTAN, rata-rata pertumbuhan laba sembilan bank besar tercatat minus 5,01% selama semester I 2015. Angka ini memburuk ketimbang rata-rata pertumbuhan laba sebesar minus 2,2% di paruh pertama tahun 2014.

Dari sembilan bank besar, BTN menjadi bank dengan pertumbuhan laba tertinggi di semester I 2015 yakni sebesar 54,25%. Adapun, tiga bank besar mengalami penyusutan laba bersih. Jumlah ini lebih sedikit ketimbang tahun lalu,  dimana sebanyak empat bank menderita penurunan laba. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×