kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja Dana Pensiun diprediksi tumbuh di 2022, ini portofolio yang jadi andalan


Minggu, 28 November 2021 / 15:34 WIB
Kinerja Dana Pensiun diprediksi tumbuh di 2022, ini portofolio yang jadi andalan


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi menekan berbagai lini ekonomi nasional. Namun di tengah kondisi tidak menguntungkan itu, industri dana pensiun berhasil menorehkan kinerja positif.

Bahkan, asosiasi memperkirakan, hingga akhir tahun aset industri bisa tumbuh hingga 7% secara year-on-year (yoy). Industri Dapen pun memperkirakan peningkatan tersebut bisa berlanjut di tahun depan. 

Sebagai gambaran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, dana kelolaan industri dapen naik 0,09% (yoy) menjadi Rp 308,83 triliun per September 2021. Dari rincian data, terlihat dana pensiun banyak memarkir investasinya di surat berharga negara (SBN) dan reksadana.

Direktur Eksekutif Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) Bambang Sri Muljadi menjelaskan, investasi dana pensiun masih tumbuh dengan baik. Begitu pula pembayaran iuran yang masih berjalan degan normal. 
Kenaikan tersebut berkat pertumbuhan aset dana pensiun dari iuran pemberi kerja serta peserta. Ditambah pengembangan investasi yang dikurangi manfaat yang dibayarkan.

"Target imbal hasil secara rata-rata industri industri kurang lebih 7% hingga akhir tahun, namun secara individu ada yang masih berada di kisaran 8%," kata Bambang kepada Kontan.co.id, Sabtu (27/11).

Baca Juga: Pengamat: OJK perlu mengembangkan blueprint pengembangan IKNB secara berkelanjutan

Bambang menargetkan di tahun depan tidak jauh berbeda dengan realisasi tahun ini perbedaan hanya berkisar 0,5%. Dengan portofolio yang masih menjadi andalan di tahun depan yaitu, SBN. "Dan masih mengandalkan saham sebagai pengungkit namun sangat selektif dan hati-hati," ujar Bambang.

Sementara itu, Ketua Umum Perkumpulan DPLK, Nur Hasan mengatakan, Target DPLK, tahun ini berubah menjadi satu digit akibat adanya pembayaran besar ke salah satu perusahaan oil gas dan juga pengalihan dari DPLK ke DPPK IP.

Kendati demikian, industri dana pensiun optimistis tetap tumbuh pada tahun depan jika melihat kebutuhan dana pensiun bagi karyawan dan juga untuk pencandangan imbalan paska kerja. Dengan instrumen obligasi pemerintah dan pasar uang yang masih menjadi portofolio andalan di tahun depan.

"Untuk di tahun depan peluangnya yaitu, revisi perundangan dana pensiun melalui RUU P2SK, tantangan nya adalah masih lesu nya perekonomian akibat covid-19," kata Nur Hasan.

Oleh karena itu dalam menjaga kinerja tetap tumbuh, Nur Hasan bilang untuk investasi adalah, ada nya switching dari pasar uang ke obligasi.

Para pemain juga merasakan kenaikan dana kelolaan, bahkan memperkirakan peningkatan tersebut bisa berlanjut di tahun depan. Ambil contoh, Dana pensiun lembaga keuangan (DPLK) Syariah Muamalat yang menyatakan, target dana kelolaan sudah achieve di bulan Oktober 2021 kemarin. Tercapai dari yang di targetkan sebesar Rp 1,4 triliun.

Sulistyowati, Exevutive Director DPLK Syariah Muamalat memproyeksikan hingga akhir tahun dana kelolaan meningkat sekitar 8%-10% dibanding akhir tahun 2020.

"Hal ini kami optimis seiring dengan kelonggaran PPKM yang membuat perekonomian juga mulai bergerak naik," ungkap Sulistyowati.

DPLK Mualamat juga memproyeksikan pertumbuhan dana kelola berlanjut di tahun depan dengan kisaran 4%-5%. Dengan portofolio yang masih menjadi andalan di tahun depan yaitu, sukuk yang masih aman dan relatif tinggi dibanding instrumen lain.

"Kami optimis tahun depan lebih baik dari tahun ini, kita sudah terbiasa diterpa akibat pandemi corona ini, sehingga lebih prepare dalam menghadapi ekonomi yang penuh ketidakpastian," jelas Sulistyowati.

Baca Juga: Bukan tapering, ini sebab investor asing keluar dari SBN

Menurutnya, peluangnya adalah adanya penerapan RUU Omnibus Law di sektor Keuangan di tahun depan, yang harapannya dapat menumbuhkan dan memperkuat industri Keuangan. Sementara, tantangannya adalah pandemi covid-19 yang belum berakhir. 

"Kita masih dalam tahap recovery, sehingga ekonomi belum sepenuhnya pulih," katanya.

Oleh karena itu, Sulistyowati menyebut, perseroan telah menyiapkan, strategi investasi kedepan yang masih konservatif menempatkan instrumen investasi dengan posisi aman walau mungkin hasilnya tidak tinggi. 

"Karena kami di DPLK ini mengelola dana pensiun dan dana pesangon dari para pekerja," ujar Sulistyowati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×