Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja industri asuransi jiwa masih mencatatkan tren pelemahan hingga paruh pertama tahun ini.
Meski begitu, capaian masing-masing pelaku industri tercatat bervariasi, dengan sebagian perusahaan berhasil membukukan pertumbuhan positif.
Merujuk data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total pendapatan premi asuransi jiwa per Juni 2025 tercatat mencapai sebesar Rp 87,48 triliun. Jumlah tersebut menurun 0,57% secara tahunan (year on year/YoY).
Pada bulan sebelumnya, per Mei 2025 pendapatan premi asuransi jiwa juga tercatat terkoreksi sebesar 1,33% secara tahunan menjadi Rp 72,53 triliun.
Baca Juga: Premi Asuransi Jiwa Turun, AAJI Dorong Diversifikasi Pasar
Meski demikian, rasio kecukupan modal (Risk Based Capital/RBC) industri masih berada di level yang sehat, yakni 473,55% per Juni 2025, atau jauh di atas ambang batas minimum sebesar 120%.
Salah satu perusahaan asuransi jiwa PT AXA Financial Indonesia (AFI) misalnya, membukukan pertumbuhan pendapatan premi (unaudited) sebesar 18% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 887 miliar pada semester I-2025.
Direktur AXA Financial Indonesia Bukit Rahardjo mengungkapkan, pertumbuhan ini ditopang oleh peningkatan premi lanjutan (renewal) serta dari premi bisnis baru.
“Renewal premi ini yang cukup strong, sehingga kita bisa mendapatkan 18% ditambah ada juga peningkatan dari penjualan,” ujarnya dalam paparan kinerja AXA Financial, Selasa (5/8).
Ia menyebut, strategi ekspansi geografis ke wilayah baru dan investasi digital sejak tahun lalu turut menjadi kunci untuk mempercepat akuisisi bisnis serta meningkatkan efisiensi proses penjualan.
Baca Juga: AAJI: Terbuka Peluang Asuransi Jiwa Sesuaikan Investasi dari SRBI ke Instrumen Lain
“Selain itu, di tahun lalu kami juga banyak sekali investasi di digital, di technological capabilities. Semua kita lakukan di tahun lalu sehingga tidak sia-sia walaupun kinerja sempat negatif tapi banyak sekali yang kita investasikan di situ,” jelasnya.
Sementara itu, klaim dan manfaat yang dibayarkan turun 4% menjadi Rp 396 miliar. Adapun tingkat solvabilitas atau RBC konsolidasian tercatat sebesar 742%, terdiri dari RBC unit konvensional sebesar 729% dan unit syariah sebesar 5.156%.
Kemudian PT Asuransi Jiwa BCA (BCA Life) juga mencatatkan pertumbuhan premi sebesar Rp 1,01 triliun sepanjang semester I-2025. Presiden Direktur dan CEO BCA Life Eva Agrayani menyampaikan bahwa angka tersebut tumbuh 10,81% secara tahunan.
“Pencapaian ini menunjukkan kepercayaan masyarakat yang semakin kuat terhadap produk-produk proteksi yang kami tawarkan,” ujar Eva kepada Kontan, Selasa (5/8).
BCA Life menilai, tren pelemahan industri dalam dua bulan terakhir masih dalam batas wajar. Perusahaan tetap fokus pada penguatan kanal distribusi dan inovasi produk, serta menjaga loyalitas nasabah melalui pelayanan optimal.
“Kami memanfaatkan kekuatan ekosistem Grup BCA serta digitalisasi proses yang mendukung efisiensi dan kenyamanan nasabah,” jelasnya.
Baca Juga: Porsi Unitlink pada Asuransi Jiwa Menyusut, Premi Tinggi Bikin Minat Masyarakat Turun
Adapun klaim dan manfaat yang dibayarkan BCA Life tercatat sebesar Rp 218,82 miliar selama semester I-2025. Jumlah ini menurun sekitar 42,08% secara tahunan. Eva menyebut, penurunan mencerminkan portofolio yang lebih sehat dan efektivitas dalam seleksi risiko.
“Dengan strategi yang adaptif, fokus pada layanan nasabah, serta dukungan ekosistem Grup BCA, kinerja paruh kedua tahun ini akan terus menguat,” tuturnya.
Berikutnya, PT Asuransi Jiwa Ciputra Life mencatatkan pendapatan premi sebesar Rp 254 miliar sepanjang semester I-2025.