Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli
Ia pun bilang saat ini ekpetasi pasar atas kinerja emiten perbankan juga tidak terlalu tinggi. Meskipun, ia optimistis perbankan masih bisa tumbuh lebih baik jika dibandingkan dengan masa-masa Covid-19 pada beberapa tahun lalu.
“Kita tinggal melihat seberapa jauh NIM yang mengalami penurunan dan seberapa jauh NPL yang mengalami kenaikan.,” ujar Nico.
Oleh karenanya, Nico pun masih enggan menyebutkan saat ini saham bank mana yang latyak dicermati. Sebab, ia tak menutup kemungkinan ada revisi target harga saham-saham bank setelah paparan kinerja keuangan di kuartal II-2024 nantinya.
Baca Juga: BEI Soroti Volatilitas Transaksi Saham Bank Bumi Arta (BNBA), Manajemen Buka Suara
Dalam riset terbarunya (10/6), BRI Danareksa Sekuritas pun lebih merekomendasikan BBCA dan NISP untuk saham perbankan yang memiliki peringkat tertinggi dalam empat bulan pertama 2024. Di mana, NIM dua bank tersebut tercatat lebih tangguh dari tekanan biaya dana yang lebih rendah.
Meski demikian, analis BRI Danareksa Sekuritas melihat biaya dana perbankan memang masih menjadi masalah perbankan saat ini. Di mana, BBRI dan BDMN menjadi yang paling tinggi dalam peningkatan biaya dana masing-masing 97 basis poin dan 109 basis poin.
“Kami melihat tekanan terhadap biaya dana akan terus berlanjut pada bulan Mei 2024 karena BI menaikkan suku bunga acuannya pada akhir April yang lalu,” tulis analis BRI Danareksa Sekuritas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News