kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   4.000   0,28%
  • USD/IDR 15.405   0,00   0,00%
  • IDX 7.812   13,98   0,18%
  • KOMPAS100 1.184   -0,59   -0,05%
  • LQ45 959   0,88   0,09%
  • ISSI 227   0,13   0,06%
  • IDX30 489   0,88   0,18%
  • IDXHIDIV20 590   1,24   0,21%
  • IDX80 134   -0,05   -0,04%
  • IDXV30 139   -1,25   -0,90%
  • IDXQ30 163   0,24   0,15%

Klaim Asuransi Kesehatan Naik, Sejumlah Asuransi Jiwa Pasang Strategi Dorong Premi


Rabu, 06 Desember 2023 / 19:45 WIB
Klaim Asuransi Kesehatan Naik, Sejumlah Asuransi Jiwa Pasang Strategi Dorong Premi
ILUSTRASI. BNI Life. KONTAN/Muradi/2014/05/08


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Klaim kesehatan di industri asuransi jiwa tampak alami lonjakan sepanjang kuatal III-2023. Meski demikian, sejumlah perusahaan asuransi optimis mampu meningkatkan premi kesehatan di tahun 2024.

Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), klaim kesehatan meningkat 32,9% year on year (YoY) menjadi Rp 15,24 triliun hingga kuartal III-2023, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 11,47 triliun.

Lantas bagaimana kondisi dari setiap pemain?

PT BNI Life Insurance (BNI Life) misalnya, juga mencatat adanya peningkatan klaim asuransi kesehatan hingga bulan Oktober 2023. Perusahaan juga telah membidik adanya peningkatan premi di tahun 2024.

Baca Juga: Bisnis Asuransi Kendaraan Bermotor Masih Menderu, Ini Pendorongnya

“Sampai dengan bulan Oktober 2023 klaim asuransi kesehatan BNI Life sebesar Rp 391,8 miliar mengalami peningkatan sekitar 9% YoY,” ujar Plt. Direktur Utama BNI Life, Eben Eser Nainggolan kepada KONTAN, Rabu (6/12).

Eben menyebutkan, meningkatnya klaim kesehatan ini juga selaras dengan peningkatan premi kesehatan perusahaan.

“Pendapatan premi asuransi kesehatan sampai dengan Oktober 2023 sebesar Rp 616 miliar mengalami pertumbuhan sekitar 58% YoY,” sebutnya.

Eben mengungkapkan, pihaknya juga memasang target adanya pertumbuhan pertumbuhan premi asuransi kesehatan di akhir tahun nanti juga pada tahun depan.

“Perusahaan menargetkan pendapatan premi asuransi kesehatan hingga akhir tahun ini sebesar Rp 680 miliar dan target 2024 sebesar Rp 742 miliar,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Eben menambahkan, pihaknya juga telah menyiapkan strategi meningkat premi kesehatan di tahun depan, antara lain dengan menambah manfaat produk.

“Untuk meningkatkan pendapatan premi asuransi kesehatan adalah dengan menambah manfaat produk yang lebih komprehensif mencakup perawatan rumah sakit baik domestik maupun luar negeri,” pungkasnya.

Baca Juga: Manulife Indonesia Catatkan Bayarkan Klaim Capai Rp 8,5 Triliun Per Tahun

Sementara itu, PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (Generali) membukukan adanya kenaikan klaim kesehatan hingga Oktober 2023. Bahkan klaim asuransi kesehatan memakan porsi paling besar dari total klaim.

Chief Marketing Officer Generali Indonesia, Vivin Arbianti Gautama mengatakan pihaknya telah membayarkan klaim sebesar Rp 956,6 miliar hingga Oktober 2023. Ini terdiri dari klaim meninggal dunia, kesehatan dan penyakit kritis untuk lebih dari 210.000 kasus klaim.

“Dari total ini, sebanyak 75% merupakan klaim kesehatan dan 25%-nya merupakan klaim meninggal dunia dan penyakit kritis,” katanya kepada KONTAN.

Vivin menjelaskan, dari total nominal klaim ini juga terdapat kenaikan pada klaim kesehatan sebesar 49% YoY dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

“Meningkatnya klaim kesehatan ini membuktikan proteksi asuransi masih sangat dibutuhkan dan berperan untuk mengantisipasi risiko finansial yang terjadi jika nasabah sakit,” jelasnya.

Sayangnya, Vivin tak menyebutkan berapa besaran premi kesehatan yang berhasil diraih maupun target premi di tahun ini. Dia hanya bilang, premi kesehatan masih cukup baik hingga saat ini.

Jika menilik laporan keuangan, Generali Indonesia mencatat pendapatan klaim sebesar Rp 2,25 triliun per September 2023, naik 1,98% YoY dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 2,21 triliun.

“Kami berharap di kuartal keempat tahun 2023 ini, pertumbuhan asuransi secara industri bisa terus tumbuh,” terangnya.

Vivin menambahkan, pihaknya percaya nasabah punya kebutuhan dan prioritas proteksi yang berbeda satu sama lain. Menurutnya, ini berkaitan dalam rangkaian produk asuransi yang dibutuhkan.

“Melalui strategi multi-channel dan multi-product ini diharapkan bisa mengakomodir kebutuhan proteksi masyarakat yang saat ini sedang meningkat,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×