kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kondisi Tak Menentu, Nasabah Tajir Geser Penempatan Dana ke Instrumen Jangka Pendek


Selasa, 12 Juli 2022 / 16:20 WIB
Kondisi Tak Menentu, Nasabah Tajir Geser Penempatan Dana ke Instrumen Jangka Pendek
ILUSTRASI. BRI Prioritas, layanan wealth management BRI.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi global yang semakin tidak menentu membuat nasabah tajir menggeser portofolio ke instrumen investasi jangka pendek. Kendati demikian, dana kelolaan tua asset under management (AUM) wealth management perbankan tetap tumbuh optimal. 

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk misalnya mencatatkan jumlah nasabah kelolaan wealth management BRI tumbuh lebih dari 13% year to date (YtD) per Juni 2022. Ini memuat AUM nasabah tajir tumbuh 10% YtD.

“Belum terdapat perubahan signifikan tren investasi nasabah BRI Prioritas. Terlihat tren investasi saat ini mulai beralih pada penempatan investasi dengan tenor pendek,” ujar Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto kepada Kontan.co.id pada Selasa (12/7). 

Ia memproyeksi jumlah nasabah BRI Prioritas bisa tumbuh signifikan lebih dari 15% di sepanjang 2022. Sebab investor baru terus meningkat hingga 8% (YtD) dan rekening dana nasabah (RDN) baru tumbuh hingga 143% (YtD) pada periode bulan Juni 2022.

Baca Juga: Sejumlah Bank Tetap Menambah Kantor Cabang Baru

Adapun SPV Wealth Management Bank Mandiri Sista Pravesthi menyatakan tren alokasi pemilihan investasi saat ini lebih mengarah ke produk investasi dengan risiko yang lebih rendah. Juga durasi yang lebih pendek walaupun juga terdapat tren pertumbuhan pada produk investasi berbasis saham atau reksadana saham,. 

“Pertumbuhan nasabah prioritas naik 6% year on year (yoy) per Mei 2022 dengan potensi akuisisi nasabah yang masih cukup besar. Sedangkan AUM Bank Mandiri dapat tumbuh 10% YoY per Juni  2022 walaupun dalam kondisi pasar yang cukup tertekan,” ujarnya. 

Ia melihat tren ke depannya AUM Bank Mandiri masih memiliki potensi pertumbuhan yang cukup tinggi dengan didukung oleh channel online melalui Livin' Investasi dan basis potensi investor yang masih sangat besar. Bank Mandiri memproyeksi pertumbuhan AUM 10% hingga 15% di sepanjang 2022.

Guna mencapai target itu, Bank Mandiri akan mendorong pertumbuhan bisnis melalui lini channel baru Livin' Investasi, mengakuisisi potensi nasabah Bank Mandiri sebagai investor baru yang masih sangat besar. Juga serta dengan memberikan layanan dan varian produk investasi yang inovatif dan solutif.

Sedangkan General Manager Divisi Wealth Management BNI Henny Eugenia menyatakan nasabah BNI Emerald masih memiliki appetite untuk menempatkan dananya pada obligasi pemerintah dan Reksadana Saham. 

Baca Juga: Bank Amar Sudah Salurkan Kredit Rp 8 Triliun Lewat Tunaiku

“Dengan adanya advisory dari relationship manager dan investment specialist, nasabah BNI Emerald sudah mulai teredukasi untuk melakukan diversifikasi asset dan portofolio investasi sehingga terbagi porsinya dengan baik sesuai profil risiko nasabah masing-masing,” tuturnya. 

Namun, dalam 2 minggu terakhir, transaksi di pasar obligasi terutama obligasi tenor pendek-menengah menjadi pilihan utama nasabah BNI Emerald. 

Ia menyatakan pertumbuhan nasabah BNI Emerald di Mei 2022 ini naik sebesar 6% secara YoY dan  AUM BNI Emerald pun berjalan seiring dimana  secara YoY mengalami pertumbuhan sebesar 7%.  Pertumbuhan tertinggi di 5 bulan pertama diperoleh dari portfolio produk investasi yang naik sebesar 21%. 

Head of Investment, Funding, & Customer Value Management Commonwealth Bank Ivan Jaya menyatakan mayoritas nasabah masih memiliki minat yang cukup tinggi pada produk dengan kelas aset saham yaitu reksadana saham.

Tercermin dari AUM dari kelas aset reksadana saham dalam sebulan terakhir mencapai pertumbuhan lebih dari 20% dibandingkan bulan sebelumnya.

Ia mengatakan per Mei 2022 pertumbuhan nasabah segmen Commonwealth Premier Banking kami telah mencapai 5% sejak awal tahun 2022. Sejalan dengan pertumbuhan AUM yang masih sesuai dengan proyeksi bank. Ia mengincar pertumbuhan double digit untuk nasabah Premier dan AUM di sepanjang tahun ini. 

Ia optimis bisnis wealth management di tahun ini akan terus bertumbuh yang didukung oleh literasi keuangan. Juga  literasi investasi secara masif untuk meningkatkan awareness kepada masyarakat mengenai pentingnya pengelolaan keuangan, serta tersedianya kemudahan akses teknologi digital untuk nasabah wealth management. 

“Seperti kita ketahui bahwa pertumbuhan investor domestik menunjukkan peningkatan pesat di saat pandemi, sepanjang 2021 jumlah investor domestik tumbuh dari 3,9 juta ke 7,5 juta atau 2 kali lipat dalam waktu setahun. Dimana dari data investor domestik menunjukkan 60% berumur di bawah 30 tahun dan 21% berumur di antara 30 – 40 tahun, sehingga channel untuk melayani mereka pun harus disesuaikan,” jelasnya. 

Oleh sebab itu, bank ini telah mengembangkan CommBank SmartWealth app untuk menangkap opportunity tersebut, aplikasi wealth management pertama di Indonesia yang juga dilengkapi dengan fitur digital advisory.

Sehingga nasabah dapat mendapatkan masukan investasi, bertransaksi reksa dana, obligasi, dan memantau portofolio investasi secara lengkap dari mana saja, kapan saja dan dimanapun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×