kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Konglomerasi Adu Kuat di Bisnis Dompet Digital


Kamis, 07 Juli 2022 / 00:05 WIB
Konglomerasi Adu Kuat di Bisnis Dompet Digital
ILUSTRASI. aplikasi AstraPay sebagai aplikasi pembayaran di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2021 di ICE BSD Tangerang, Senin (15/11)pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/15/11/2021.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Lamgiat Siringoringo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ramainya jumlah dompet digital yang ada saat ini tentu semakin memperketat persaingan. Tak mengherankan, penguatan ekosistem dalam grup menjadi salah satu jalan pintas merebut pangsa pasar.

Terbaru, Grup Astra melalui Astra Financial telah mengakuisisi 49,56% saham Bank Jasa Jakarta dengan nilai Rp 3,87 triliun, untuk dijadikan bank digital. Langkah tersebut pun dinilai bisa semakim memperkuat salah satu entitas Astra Financial, yaitu Astrapay.

“Bentuk kolaborasi sedang kita bangun bersama, yang tentunya akan meningkatkan added value bagi konsumen,” ujar Chief Marketing Officer Astrapay Reny Fustsy Yama kepada KONTAN, Rabu (6/7).

Baca Juga: Alasan Grup Astra Rajin Investasi di Sektor Perbankan dan Kesehatan

Kehadiran Bank Jasa Jakarta pun dinilai bisa mendorong transaksi yang ada di Astrapay. Berdasarkan catatan Kontan, sampai dengan Mei 2022, nilai transaksi bruto (GTV) AstraPay telah mencapai Rp 11,3 triliun.

Reny pun optimistis bahwa bisa mencetak GTV lebih dari Rp 20 miliar di akhir tahun 2022 ini. Ia bilang sampai semester 1, transaksi meningkat hampir 30 kali lipat dibandingkan semester 1 di tahun lalu, tanpa menyebut nilai.

“Pembayaran angsuran kredit seperti motor, mobil, cash loan paling besar, sekitar 60%,” ujar Reny.

Baca Juga: Biar Kecil, Nilai Jual Bank Bermodal Cekak Bisa Tinggi

Sinergi ekosistem yang semakin kuat juga dirasakan OVO yang merupakan bagian dari ekosistem Grab. Head of Corporate Communications OVO, Harumi Supit bilang bahwa jumlah pengguna dan use case OVO bisa terus berkembang, meski enggan menyebut nilainya.

“Grab dan OVO akan terus fokus untuk mengembangkan sinergi bersama,” ujar HarumI.

Ia pun mencontohkan sinergi antara Grab dan OVO yang baru-baru ini menghadirkan fasilitas  Drive-Thru Elektronifikasi Transaksi Pemda (ETP) pertama di Indonesia, tepatnya di Surakarta, untuk dapat bayar PBB, PKB, dan PDAM.

Menurutnya, inisiatif-inisiatif tersebut bisa memberikan nilai tambah yang nyata dan akan membawa masyarakat untuk lebih mengenal dan menggunakan layanan Grab dan OVO dalam kegiatan sehari-hari.

Harumi juga menyebutkan ekosistem OVO terus berkembang dengan diterima di 90% dari 10 e-commerce Indonesia dan juga digandeng oleh lebih dari 1,2 juta UMKM.  Sementara fasilitas offline top up juga sudah tersedia di lebih dari 8 juta titik di Indonesia.

Selain itu, ekosistem Goto yang menjadi induk Goto Finansial, di dalamnya termasuk Gopay, turut meningkatkan transaksi dompet digital tersebut. Sebab, saat ini Gopay masuk menjadi pilihan metode pembayaran di Tokopedia. 

Perusahaan mencatat penggunaan GoPay di Tokopedia tumbuh hingga mencapai 76% dari keseluruhan nilai transaksi yang menggunakan uang elektronik pada kuartal IV/2021, dan 93% pada kuartal I/2022, mencapai masing-masing Rp6,4 triliun dan Rp7,6 triliun.

“Kami telah mendorong GoPay menjadi uang elektronik yang paling banyak digunakan di Tokopedia,” ujar Andre Soelistyo, CEO Grup GoTo.

Melihat fenomena penguatan ekosistem ini, Peneliti Center of Innovation and Digital Economy Indef Nailul Huda berpendapat bisnis ekonomi digital memang saat ini mulai mengarah ke pengembangan ekosistem yang komplit.

Menurutnya, dengan mengembangkan ekosistem, Astrapay bisa lebih luas lagi layanan digitalnya, mengingat layanan dompet digital yang terbatas. Namun, ia melihat ada beberapa hal lagi yang harus dilakukan oleh Astrapay untuk bisa mengambil pangsa pasar.

“Maka saya rasa Astrapay juga melakukan hal yang serupa untuk bisa bersaing dan harus bisa mengincar dengan menawarkan utilitas apa” ujar Huda.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×