Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kontribusi laba anak usaha bank-bank BUMN bervariasi sepanjang 2019. Dua bank tercatat masih menorehkan pertumbuhan sumbangsih net profit dari anaknya dan satu bank mengalami penurunan kontribusi.
Tahun ini, Bank pelat merah berencana melakukan penguatan modal anak usaha agar pertumbuhan bisa lebih kencang dan pada akan meningkat kontribusi laba.
Baca Juga: Ada dugaan window dressing, BTN dipanggil DPR
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) misalnya membukukan kontribusi laba dari anak usahanya sebesar Rp 1,78 triliun pada tahun 2019 atau tumbuh 28,32% dari tahun sebelumnya. Secara total, kontribusinya ke laba induk mencapai 11,59% atau naik dari tahun sebelumnya yang masih menyumbang 8,7%.
Tahun lalu, BNI membukukan laba bersih sebesar Rp15,38 triliun atau tumbuh 2,5% YoY. Pertumbuhan itu lebih rendah dari tahun 2018 yang masih menorehkan kenaikan 9,6%.
BNI Syariah tercatat menyumbang laba bersih terbesar yakni tumbuh 44,98% jadi Rp 603,25 miliar, Lalu BNI Life tumbuh 59,1% jadi Rp 294,4 miliar, BNI Multifinance tumbuh 65,02% jadi Rp 45,15 miliar, BNI Sekuritas tumbuh 144,41% jadi Rp 16,55 miliar, dan BNI Asset Management tumbuh 13,7% jadi Rp 13,09 miliar.
PT Bank Mandiri Tbk juga menorehkan pertumbuhan kontribusi laba dari anak usaha tahun lalu. Total laba yang diberikan mencapai Rp 3,44 triliun atau setara 12,5% dari laba bersih perseroan. Itu naik dari tahun 2018 yang hanya menyumbang Rp 2,49 triliun atau 10%. Adapun total laba bersih bank ini tumbuh 9,9% jadi Rp 27,5 triliun.
Baca Juga: OJK masih bahas aturan baru soal modal bank umum
Sedangkan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) membukukan laba bersih Rp 34,41 triliun tahun lalu, tumbuh 6,15% yoy.Perusahaan anak bank ini menyumbang laba sekitar 2,8%. Itu turun dari kontribusi tahun 2018 sebesar 3,9%.
Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan BRI mengatakan, kontribusi laba anak usaha perseroan masih relatif rendah karena size dari anak usaha BRI tersebut masih sangat kecil dibandingkan induk.
"Perusahaan akan dengan kontribusi laba terbesar disumbang oleh sektor asuransi yakni BRI Life dan BRINS serta sektor perbankan yakni BRI Syariah dan BRI Agro dengan total laba sekitar Rp 691 miliar," kata Haru pada Kontan.co.id, Senin (3/2).
Tahun 2020 ini, BRI menargetkan kontribusi laba dari anak usahanya bisa naik mencapai 4%-5% dengan kontribusi utama diperkirakan masih dari asuransi dan perbankan.
Baca Juga: BPK umumkan kerugian negara akibat Jiwasraya pada akhir Februari
Haru bilang, potensi bisnis yang dimiliki anak usaha BRI masih sangat besar baik dari eksternal maupun internal BRI Group. Perseroan akan terus mendorong kinerja anak usaha dengan meningkatkan sinergi internal grup, sharing resources, perbaikan kualitas asset, serta mendukung aspek permodalan melalui penyertaan.
"Kami selalu membuka untuk pertumbuhan anorganik untuk mendukung BRI Group sebagai Integrated Financial Solution. Namun fokus kami tahun ini tetap lewat pengembangan organik," tambah Haru. Tahun ini, BRI menyiapkan dana sekitar Rp 5 triliun untuk penambahan modal anak usaha.
Sementara BNI menargetkan kontribusi laba dari anak usaha sebesar 6% tahun ini. Secara nilai laba bersih dari perusahaan anak itu diharapkan tumbuh 30% dari tahun 2019.
Herry Sidharta, Wakil Direktur Utama BNI mengatakan, BNI Sekuritas dan BNI Syariah diharapkan akan menjadi penyumbang terbesar dari seluruh laba anak perusahaan.
Untuk menggenjot kontribusi anak usaha tahun ini, BNI akan terus mengembangkan bisnis perusahaan anak adalah dengan meningkatkan sinergi bisnis antara BNI dengan seluruh perusahaan anaknya sebagai contoh optimalisasi Syariah Channeling Office di kantor cabang BNI atau melalui bundling produk anak perusahaan pada setiap transaksi bisnis BNI induk.
Baca Juga: DPR minta penyelesaian kasus gagal bayar Jiwasraya tuntas pada 2023
Di samping itu, BNI juga memiliki rencana untuk mendirikan anak usaha baru yang bergerak di bidang asuransi kerugian dan modal ventura. Herry bilang, moratorium anak usaha di lingkungan BUMN tidak menjadikan BUMN dilarang untuk mendirikan perusahaan anak.
"Pendirian perusahaan anak BUMN dapat dilakukan asal mendapatkan persetujuan dan izin dari Menteri BUMN. Mengingat bisnis asuransi kerugian dan modal ventura masih berkaitan dengan bisnis utama BNI selaku lembaga keuangan, maka terkait pendirian anak usaha tersebut BNI akan meminta izin dahulu kepada Menteri BUMN." terang Herry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News