kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Konversi ke Syariah, Maybank Dandani Laporan Keuangannya


Senin, 28 Juni 2010 / 10:20 WIB
Konversi ke Syariah, Maybank Dandani Laporan Keuangannya


Reporter: Andri Indradie | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Salah satu bank terbesar di Malaysia, Malayan Banking Bhd (Maybank) segera mengonversi salah satu unit bisnisnya di Indonesia, yaitu PT Bank Maybank Indocorp (BMI). Menurut Mulya Siregar, Direktur Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia (BI), konversi BMI menjadi Bank Umum Syariah (BUS) bisa terlaksana pada bulan Agustus 2010.

"Maybank akan menjadi BUS yang ke-11 setelah BNI Syariah meluncur," katanya kepada KONTAN pekan lalu.
Untuk mempersiapkan konversi ini, Maybank akan mendandani permodalan BMI. Maklum saja, sejak dua tahun lalu, BMI selalu menderita kerugian. Per akhir 2009, BMI rugi Rp 134,53 miliar atau turun sedikit dari kerugian akhir 2008 yang mencapai Rp 183,99 miliar.

Masalahnya, jika ingin memulai bisnis syariahnya, BMI setidaknya harus memiliki laporan keuangan yang bagus, setidaknya perusahaan tidak merugi. Caranya, mendandani laporan keuangan BMI.

Dalam keterbukaan informasi di Bursa Malaysia, Rabu (23/6), para pemegang saham Maybank telah menyetujui perubahan arah bisnis BMI menjadi BUS. Maybank pun akan melakukan pengurangan modal yang bisa berdampak pada menurunnya modal disetor BMI dari RM 346,8 juta menjadi RM 300.7 juta.

Usaha ini akan berdampak pada terhapusnya kerugian BMI senilai RM 50,1 juta. Kata Maybank, penurunan modal dilakukan untuk memenuhi aturan yang disyaratkan BI. "Pengurangan ini dilakukan agar Maybank Indocorp bisa menjalankan bisnis syariah yang baru dengan neraca yang merefleksikan nilai wajar tanpa dibebani akumulasi kerugian yang dideritanya," kata Maybank.

Mantan Direktur Direktorat Perbankan Syariah BI Ramzi A. Zuhdi bilang, bank sentral Malaysia mengizinkan konversi ini karena Maybank tidak mendirikan perusahaan baru. "Banknya sudah ada dan tinggal mengonversi. Jadi, barangkali izinnya agak mudah karena tinggal mengonversi," imbuh Ramzi, yang kini sudah memasuki masa pensiun itu.

Yang jelas, konversi ini juga merupakan strategi Maybank mengatasi peraturan Single Presence Policy (SPP). Di samping Maybank Indocorp, Maybank juga menjadi pemegang saham pengendali di BII dengan menguasai 97,5% saham, melalui Sorak Financial Holdings Pte.Ltd sebesar 54.33% saham, dan Maybank Offshore Corporate Services (Labuan) 43,19% saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×