Reporter: Tim KONTAN | Editor: Indah Sulistyorini
KONTAN.CO.ID - Dalam menjaga keberlangsungan usaha, kondisi keuangan alias likuiditas menjadi tentu punya peran penting bagi perusahaan. Perusahaan dikatakan likuid jika mempunyai alat pembayaran berupa harta lancar yang lebih besar dibandingkan seluruh kewajibannya. Likuiditas juga berhubungan dengan kemampuan perusahaan untuk membayar utang dengan kas atau aset non-kas yang dimiliki.
Kondisi likuiditas yang tinggi dapat menjadi indikator positif bahwa keuangan perusahaan berada dalam kondisi yang sehat. Likuiditas dapat menjadi alat bantu analisis keuangan dan interpretasi kondisi keuangan perusahaan dalam jangka pendek. Tingkat likuiditas juga bisa menjadi bahan pertimbangan investor untuk menanamkan modal di perusahaan tersebut.
Likuiditas pun penting karena berkaitan dengan penyediaan modal kerja untuk membiayai kebutuhan operasional perusahaan. Karena itu, diperlukan manajemen kas yang efektif dan efisien untuk mengelola ketersediaan modal kerja.
Baca Juga: Mudah dan Nyaman Buka Giro dengan Layanan Perbankan Digital Kopra by Mandiri
Hal ini terutama menjadi tantangan bagi perusahaan besar atau perusahaan berbentuk grup. Banyaknya rekening operasional membuat perusahaan sulit memantau arus kas. Desentralisasi rekening perusahaan menyebabkan rekonsiliasi pencatatan penerimaan dan pengeluaran dana membutuhkan waktu lebih lama.
Selain itu, rekening operasional yang tidak terpusat juga menyulitkan perusahaan melacak adanya dana menganggur atau idle cash. Dana menganggur ini dapat berupa uang tunai yang dialokasikan untuk membeli peralatan baru atau merenovasi tempat usaha.
Daripada tidak digunakan dan tidak menghasilkan keuntungan, manajemen dapat memanfaatkan dana menganggur ini untuk membiayai cabang atau unit usaha yang sedang memiliki kebutuhan dana jangka pendek. Karena itu idle cash yang tidak terdeteksi akan berpotensi menimbulkan kerugian.
Dengan rekening operasional dan dana yang terpusat, perusahaan dapat lebih mudah mengelola dan memonitor arus kas. Di era digital seperti saat ini, inovasi teknologi perbankan pun memungkinkan sentralisasi rekening operasional dengan menginduk pada satu rekening giro perusahaan. Selain meningkatkan efisiensi manajemen kas, perampingan rekening operasional juga dapat mengurangi biaya pemeliharaan rekening.
Kemudahan pengelolaan kas
Menjawab kebutuhan tersebut, Bank Mandiri menghadirkan layanan perbankan digital Mandiri Smart Account (MSA) yang dapat diakses melalui portal Kopra by Mandiri. Dengan fitur MSA, perusahaan dapat membuat ribuan rekening Smart Account hanya dengan menginduk pada satu rekening giro operasional saja.
Sub-rekening giro tersebut bersifat virtual (virtual account). Perusahaan memiliki keleluasaan memberikan nomor rekening unik untuk masing-masing unit atau cabang sesuai kebutuhan. Selain itu, MSA memungkinkan pembukaan dan pengelolaan limit transaksi dilakukan secara mandiri melalui Smart Account Management System (SAMS) Portal atau melalui integrasi secara Host-to-Host (API). Teknologi ini juga memungkinkan perusahaan memblokir atau membuka blokir sub-rekening sewaktu-waktu.
MSA akan membantu perusahaan yang ingin meningkatkan efisiensi pengelolaan kas melalui automasi proses akuntansi dan rekonsiliasi transaksi. Fitur-fitur dalam MSA juga akan memfasilitasi perusahaan dengan kebutuhan pengiriman uang ke unbanked people dan/atau menjalankan program-program seperti reward/ insentif serta subsidi.
MSA juga dapat berfungsi sebagai intermediary account untuk aktivitas jual beli maupun pencatatan deposit dana dengan skema wallet dalam e-commerce atau fintech. Karena itu, MSA dapat menjadi solusi dengan investasi minimum bagi perusahaan yang bergerak di bidang e-commerce atau fintech dan membutuhkan layanan intermediary account.
Untuk efisiensi pengelolaan kas dan mengoptimalkan likuiditas perusahaan, gunakan layanan perbankan digital Mandiri Smart Account melalui Kopra by Mandiri. Dapatkan informasi lebih lanjut mengenai Mandiri Smart Account dengan menghubungi Call Center 1500150 atau kopra@bankmandiri.co.id.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
