Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) tumbuh ciamik sepanjang paruh pertama tahun ini yang ditopang oleh berbagai insentif yang diberikan pemerintah dan regulator untuk menggairahkan sektor properti.
Insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPn), pelonggaran rasio loan to value (LTV) yang memungkinkan untuk pembelian rumah tanpa uang muka tidak hanya untuk rumah pertama tetapi juga rumah kedua dan seterusnya, serta pelonggaran risiko Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) telah mendorong KPR tumbuh 7,2% year on year (yoy) per Juni 2021 berdasarkan data Bank Indonesia (BI).
Pemerintah juga sudah memutuskan memperpanjang insentif pajak berupa pembebasan PPn untuk pembelian rumah harga sampai Rp 2 miliar ready stok dan diskon PPn 50% untuk hunia dengan harga Rp 2 miliar-Rp 5 miliar yang semula berlaku hingga Agustus menjadi sampai Desember 2021.
Sejumlah bank menyambut baik kebijakan tersebut dan memperkirakan penyaluran KPR akan semakin terdorong sampai akhir tahun. Kebijakan itu sangat signifikan mendorong KPR mereka yang sudah tumbuh signifikan semester I.
Baca Juga: Sektor properti membaik, BRI (BBRI) akan naikkan targetkan pertumbuhan KPR tahun ini
Beberapa bank bahkan berencana untuk menaikkan target KPR tahun ini karena realisasi yang cukup apik di paruh pertama.
BRI misalnya, mencetak KPR tumbuh 11,3% per Juni 2021 dengan rata-rata ticket size Rp 500 juta. Aestika Oryza, Sekretaris Perusahaan BRI mengatakan, target KPR tahun ini kemungkinan akan dinaikkan. Asal tahu saja, sebelumnya BRI memasang target KPR sebesar 6%.
"Perpanjangan insentif pajak akan menaikkan orang beli rumah karena harga rumah akan lebih murah 10%. Untuk target KPR, kemungkinan akan dinaikkan seiring membaiknya pasar properti adan berbagai kebijakan dari pemerintah," kata dia pada Kontan.co.id, Minggu (15/8).
CIMB Niaga juga berhasil meraup pertumbuhan KPR 7,3% yoy per Juni 2021. Bahkan pada bulan lalu, pencairan KPR baru perusahaan telah mencapai Rp 820 miliar meskipun tengah terjadi PPKM Darurat. Rata-rata ticket size KPR perusahaan meningkat jadi Rp 890 jutaan dari tahun lalu di Rp 700 juta.
Mortgage & Secured Loan Business Head CIMB Niaga Heintje Mogi memandang, perpanjang insentif pajak akan membuat masyarakat tetap melakukan pembelian properti meskipun masih dalam pandemi. Perseroan yakin target KPR tumbuh 7,5% bakal terlampaui dengan insentif itu.
"Kami tidak revisi target, tetapi kami yakin bisa mencapai lebih dari target sampai akhir tahun," ujarnya.
Sementara itu, Bank Permata memperkirakan penyaluran KPR tahun ini bisa tumbuh sekitar 20%-30%. Semester I, perusahaan telah menorehkan pertumbuhan 20% yoy dengan ticket size Rp 800 juta.
Baca Juga: Ada insentif PPN, Bank Permata targetkan KPR tumbuh 20%-30%
Djumariah Tenteram, Direktur Retail Banking Bank Permata mengatakan, perpanjangan insentif pajak akan meningkatkan minat orang beli rumah.
Sedangkan BNI mencatat KPR tumbuh di atas 6% yoy per Juli dengan ticket size rata-rata Rp 300 juta. Itu jauh dari target pertumbuhan yang sebelumnya ditetapkan sebesar 3,5% pada tahun ini.
Pemimpin Divisi Manajemen Produk Konsumer BNI Teddy Wishadi bilang, pemberian insentif PPn cukup efektif dalam mendorong penyaluran KPR perseroan. Perseroan pun akan naikkan target pada semester II ini.
Selanjutnya: Ada berbagai insentif, segmen KPR diprediksi akan terus menggeliat ke depan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News