Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) konsisten menggarap segmen bisnis secara sustain dan prudent agar bisa terus berkontribusi kepada ekonomi nasional. Alhasil bank pelat merah ini mencatat pertumbuhan kredit konsolidasian yang solid di kisaran 9,1% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 984,8 triliun pada kuartal I-2021.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan, salah satu kunci keberhasilan perseroan dalam membangkitkan kinerja pada awal tahun ini adalah dengan memperhatikan sektor unggulan di masing-masing wilayah yang masih memiliki prospek positif dan kualitas yang baik.
Secara bank only, penyaluran kredit hingga kuartal pertama ini mencapai Rp 779 triliun. Penyaluran kredit itu ditopang oleh segmen wholesale yang tumbuh tipis 0,18% yoy menjadi Rp 513,9 triliun serta segmen UMKM yang tumbuh baik sebesar 3,22% yoy menjadi Rp92,1 triliun.
Pencapaian tersebut tetap memperhatikan kualitas pembiayaan sehingga rasio NPL konsolidasi terjaga baik di kisaran 3,15% atau meningkat dari 2,4% pada kuartal I-2020. Rasio pencadangan terhadap NPL lebih dari 220%.
“Kami melihat laju pertumbuhan ini sebagai tanda positif mulai berdenyutnya sisi permintaan dunia usaha yang perlu terus dijaga dan bahkan diperkuat agar ekonomi Indonesia segera pulih. Oleh karena itu, kami tidak akan lengah dan terus waspada dalam mengeksekusi rencana bisnis ke depan,” kata Darmawan dalam konferensi pers, Selasa (27/4).
Beberapa sektor ekonomi yang menjadi fokus penyaluran kredit segmen wholesale antara lain sektor FMCG, perkebunan dan konstruksi.
Baca Juga: Bank Mandiri siapkan uang tunai Rp 20,8 triliun untuk antisipasi kebutuhan Lebaran
Sementara di sektor UMKM, outstanding portfolio KUR juga tumbuh kencang di kisaran 35,4% yoy menjadi Rp 46,2 triliun, di mana Rp 9,6 triliun disalurkan kepada 99.162 debitur dalam tiga bulan pertama tahun ini.
Darmawan menambahkan, Bank Mandiri optimistis perkembangan program vaksinasi Covid-19 yang dikombinasikan dengan berbagai stimulus kebijakan pemerintah dan regulator, termasuk berbagai program bantuan sosial kepada masyarakat, akan mampu membangkitkan perekonomian Indonesia dari tekanan akibat pandemi.
Dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), secara konsolidasi hingga akhir Maret 2021 lalu tumbuh 25,5% yoy menjadi Rp1.181,3 triliun. Dengan komposisi dana murah yang meningkat menjadi 67,60% dari sebelumnya 64,13%.
DPK secara bank only juga mengalami peningkatan sebesar 15,6% yoy mencapai Rp947,8 triliun dengan CASA ratio sebesar 71,2%, terutama didorong oleh pertumbuhan giro yang mencapai 41,73% YoY menjadi Rp335,9 triliun.
“Keberhasilan kami memperbaiki komposisi dana murah ini juga ikut menekan biaya dana atau cost of fund secara year to date (ytd) untuk bank only menjadi hanya 1,80%, turun tajam dari 2,83% pada Maret 2020,” katanya.
Dia menyebutkan, kenaikan DPK hingga menembus level Rp 1.100 triliun dan kenaikan penyaluran kredit berkontribusi kepada pembentukan aset Bank Mandiri secara konsolidasi hingga mencapai Rp 1.584,1 triliun, meningkat 20% secara yoy.
“Kenaikan aset yang signifikan tersebut terutama didorong oleh keberhasilan proses merger Bank Syariah Mandiri dan dua bank syariah Himbara lainnya menjadi Bank Syariah Indonesia dan menjadi entitas perusahaan anak Bank Mandiri,” ujar Darmawan.
Bank Mandiri saat ini tengah melakukan pengembangan solusi digital dalam rangka untuk mendorong pertumbuhan transaksi digital nasabah dengan memberikan solusi kemudahan digital baik bagi kebutuhan perusahaan maupun individual.
“Bagi nasabah ritel, pada triwulan pertama lalu, kami telah mengenalkan Livin’ by Mandiri sebagai pengembangan aplikasi Mandiri Online untuk menjadi sebuah super app yang mampu memberi akses kepada nasabah ke produk dan layanan Mandiri Group. Sedangkan nasabah wholesale kami saat ini telah dapat memanfaatkan layanan Mandiri Cash Management untuk berbagai kebutuhan transaksional,” lanjut dia.
Dengan capaian baik di sisi kredit dan DPK tersebut serta dengan perkembangan positif dari inisiatif Mandiri Digital, Bank Mandiri pun mampu memperbaiki rasio profitabilitas perseroan.
Buktinya, realisasi pendapatan Bank Mandiri secara konsolidasi tumbuh 7,2% yoy menjadi Rp 25,6 triliun hingga kuartal pertama lalu. Penopangnya adalah kenaikan pendapatan bunga bersih (NII) sebesar 12,6% menjadi Rp 17,5 triliun.
Bank Mandiri secara konsolidasi berhasil membukukan laba sebelum provisi (PPOP) sebesar Rp 14,1 triliun, tumbuh 1,7% dari periode yang sama, dengan realisasi laba bersih mencapai Rp 5,9 triliun, turun 25,2% yoy.
Selanjutnya: Tahun ini, Bank Commonwealth proyeksi bisnis KPR meningkat 15%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News