kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Kredit bank pelat merah tersangkut di Duniatex Group


Senin, 22 Juli 2019 / 18:17 WIB
Kredit bank pelat merah tersangkut di Duniatex Group


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Empat bulan pasca menerbitkan obligasi senilai US$ 300 juta yang dijual entitas anak Duniatex Group: PT Duta Merlin Dunia Textile, anak usaha perusahaan ini yang lain yakni  PT Delta Dunia Sandang Textile  gagal membayar utang yang jatuh tempo 10 Juli 2019 lalu. Tak cuma bikin geger pasar obligasi korporasi, kejadian ini juga berpotensi menganggu industri perbankan.

Alasannya, dari data Bloomberg, beberapa entitas anak Duniatex Group lainnya tercatat memiliki pinjaman perbankan bernilai besar. PT Delta Dunia Sandang Textile misalnya memiliki pinjaman sindikasi US$ 260 juta.

Beberapa bank pelat merah juga disebutkan jadi anggota sindikasi tersebut, misalnya PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) senilai Rp 789 miliar, dan ada PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan nilai yang tak disebutkan.

Direktur Bisnis Korporasi BNI Putrama Wahju Setyawan mengonfirmasi bahwa pihaknya ikut ambil bagian dalam sindikasi tersebut. Namun nilainya tak sebesar itu.

“Porsi BNI dalam sindikasi tersebut Rp 301 miliar,” katanya kepada Kontan.co.id. Sayang ia enggan menjelaskan lebih lanjut status pinjaman tersebut.

Sementara Vice President Corporate Solution Group Bank Mandiri Farida Thamrin membantah pihaknya ikut dalam sindikasi. “Untuk Duniatex Group Bank Mandiri tidak ada exposure sindikasi. Debitur tersebut masuk segmen commercial banking,” katanya.

Kontan.co.id telah berupaya mengonfirmasikan hal ini kepada Direktur Commercial Banking Bank Mandiri Riduan, dan Direktur Manajamen Risiko Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin. Namun hingga berita terbit, keduanya belum merespon pertanyaan Kontan.col.id.

Meski demikian, dari transkrip analyst meeting Bank Mandiri, Rabu (17/7) yang dipublikasikan Thomson Reuters, Sabtu (20/7) Siddik dalam menjawab sebuah pertanyaan mengatakan bahwa Bank Mandiri memang masih memiliki exposure kredit ke Duniatex Group.

“Sampai akhir Desember 2018 kami masih memiliki exposure senilai Rp 3,5 triliun. Dan sepanjang Januari-Juli 2019, Duniatex telah melakukan pembayaran Rp 1,24 triliun, sehingga saat ini sisa tanggungan Duniatex kepada Bank Mandiri tersisa Rp 2,2 triliun,” kata Siddik.

Siddik juga mengaku kaget atas kasus kegagalan pembayaran obligasi Duniatex Group. Sebab Bank Mandiri telah menyalurkan kredit ke Duniatex sejak 2002. Meskipun sejak 2015, bank berlogo pita emas ini sudah tak lagi menyalurkan kredit ke Duniatex.

Bank Mandiri, menurut Siddik telah menyiapkan cadangan atas exposure kreditnya yang berasal dari aset tetap Duniatex yang dijaminkan atas utangnya dengan rasio mencapai 160% dari total utang.

“Sepertinya kami yang memegang jaminan paling besar, di bawah Eximbank. Kami juga telah bertemu dengan pemilik Duniatex sejak awal minggu lalu, dan saya pikir solusinya kelak juga akan didiskusikan dengan 40 kreditur lainnya,” lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×