kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kredit bisa tumbuh 20%-22% di semester kedua


Senin, 08 Juli 2013 / 08:44 WIB
Kredit bisa tumbuh 20%-22% di semester kedua
ILUSTRASI. Promo Erhastore Birthday 1-7 Februari 2022


Reporter: Emma Ratna Fury, Nina Dwiantika | Editor: Sandy Baskoro

JAKARTA. Perbankan tidak mengubah target pertumbuhan kredit pada tahun ini, yakni di kisaran 20%-22%. Proyeksi itu sudah memperhitungkan efek kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang dapat mengerek inflasi.

Bank Indonesia (BI) melihat, kucuran kredit di semester pertama tahun ini sedikit melambat. Hal itu dipengaruhi sejumlah faktor, terutama kenaikan harga BBM. Namun, di semester kedua , aliran kredit perbankan diharapkan kembali normal.

Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah mengatakan laju perekonomian domestik akan sedikit membaik, sehingga mampu menopang kredit pada semester kedua tahun ini. Data BI memperlihatkan, hingga April 2013, kredit perbankan tumbuh 21,8% dibandingkan setahun lalu.

BI ingin angka pertumbuhan kredit tersebut bisa bertahan di semester kedua tahun ini. Per akhir April, kucuran kredit tertinggi ke sektor KPR, yakni tumbuh 20,4% dan kredit modal kerja yang meningkat 23%.

Para bankir mengaku tak mengubah rencana bisnis di paruh kedua tahun ini. Bank Central Asia (BCA) misalnya, yakin bisa mencapai target tahun ini. Pada akhir tahun lalu, BCA telah memprediksi kenaikan harga BBM dan pelemahan pertumbuhan ekonomi selama 2013. "Tahun ini kami membidik pertumbuhan kredit tetap 20%," kata Presiden Direktur Jahja Setiaatmadja.

Manajemen BCA memprediksi, pertumbuhan kredit pada tahun ini tak sekencang tahun lalu. Kredit akan mengalir ke segmen korporasi, konsumer dan komersial.

Direktur Konsumer BCA Henry Koenaifi menuturkan di semester kedua kredit konsumer BCA akan tumbuh sesuai rencana bisnis. Adapun segmen pendukungnya adalah kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor. Sedangkan segmen kartu kredit melambat, karena ada aturan BI tentang pembatasan kepemilikan kartu.

Bank Rakyat Indonesia (BRI) juga tak mengubah rencana bisnis enam bulan terakhir tahun ini. Kenaikan harga BBM dan suku bunga acuan (BI rate) tak berpengaruh ke pertumbuhan kredit bank  jagoan kredit usaha kecil dan menengah ini. "Kami tetap menargetkan kredit tumbuh 20% sampai akhir tahun ini," kata Direktur Keuangan BRI Achmad Baiquni.

Direktur Utama Bank Tabungan Negara (BTN) Maryono  mengemukakan kucuran kredit di semester kedua akan sejalan dengan rencana bisnis BTN. Mayoritas kredit BTN atau 85% akan mengalir ke sektor perumahan. "Pada semester pertama, kami mencapai pertumbuhan kredit sekitar 24%," ungkap Maryono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×