Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
Sunarso Direktur Utama BRI mengatakan, penopang utama pertumbuhan kredit BRI adalah kredit mikro yang mencapai Rp 360,03 triliun atau tumbuh 12,43% YoY dan kredit konsumer yang tumbuh 1,62 YoY menjadi Rp 145,06 triliun.
Sementara kredit korporasi dan kredit ke BUMN mengalami penurunan 12,3% YoY Rp 178,2 triliun. Kredit segmen kecil juga turun 2,2% ke Rp 193,3 triliun dan kredit segmen menengah kontraksi 2,3% jadi Rp 19,9 triliun.
Sunarso mengatakan, tantangan utama perbankan saat ini bukan mencari likuiditas, namun masih pada penyaluran kredit kepada sektor riil. likuiditas perseroan masih sangat longgar dimana loan to deposit ratio (LDR) per Maret 2021 tercatat 87,12%.
Baca Juga: Perkuat layanan digital, Bank Mandiri gandeng fintech Youtap
"Idealnya LDR bank 92% sehingga ruang untuk ekspansi kredit masih besar. Kondisi ini pula yang membuat kami tidak terlalu menggenjot pendanaan dimana pada kuartal I hanya tumbuh 1,9%," katanya.
Menurutnya, dua hal yang paling signifikan dan paling elastis mempengaruhi pertumbuhan kredit adalah konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat.
“Oleh karenanya kami akan terus mengambil peran menjadi garda terdepan pemulihan ekonomi nasional dengan menjadi mitra utama pemerintah dalam menyalurkan berbagai bantuan dan stimulus untuk meningkatkan konsumsi dan daya beli masyarakat yang pada akhirnya akan mendorong permintaan kredit”, tambah Sunarso.
Selanjutnya: Laba bersih BRI turun 16,7% menjadi Rp 6,86 triliun di kuartal pertama 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News