Reporter: Andri Indradie, Steffi Indrajana | Editor: Test Test
JAKARTA. Bank-bank optimis kredit korporasi akan tumbuh hingga 20%. Rosadelima Dwi Mutiari, Head of Corporate Banking PT Bank Negara Indonesia Tbk menargetkan, kredit korporasi BNI bisa tumbuh 15-20% hingga akhir 2010. "Kami optimistis mencapai target tersebut," katanya, Kamis (7/10).
Akhir tahun 2009, kata Rosadelima, outstanding kredit korporasi BNI sekitar Rp 40,78 triliun. Artinya, hingga akhir tahun BNI berharap bisa menyalurkan kredit korporasi baru hingga Rp 8 triliun atau nilai outstanding menjadi Rp 48,78 triliun. "Untuk semester dua tahu ini saja, kami sudah berkomitmen dengan beberapa perusahaan. Jumlahnya bervariasi," ujarnya.
Kredit korporasi BNI yang akan diluncurkan di semester II tahun ini misalnya ke alat utama sistem persenjataan (alutsista) sebesar Rp 5 triliun, jalan tol sebesar Rp 6 triliun, dan telekomunikasi sebesar Rp 5 triliun.
Kredit korporasi yang baru saja BNI salurkan kepada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk sebesar Rp 1 triliun. Kredit ke Telkom ini memiliki jangka waktu sekitar 5 tahun sebagai kredit modal kerja yang bunganya mengacu bunga Jibor 3 bulan plus marjin tertentu. "Untuk alutsista biasanya lebih murah yaitu Jibor plus 1,1% karena untuk pemerintah," imbuh Rosadelima.
Tak hanya BNI, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) pun menargetkan pertumbuhan kredit korporasi hingga 20%. Direktur Korporasi BCA Dhalia Mansor Ariotedjo bilang, hingga September 2010 saja, kredit korporasi BCA yang baru sudah tersalur Rp 8-9 triliun.
Per akhir 2009, outstanding kredit korporasi BCA sudah mencapai Rp 47,72 triliun. Artinya, pertumbuhan outstanding kredit korporasi BCA sudah meningkat 18,86% menjadi sekitar Rp 56,72 triliun.
Dhalia menambahkan, angka ini sebenarnya sudah melampaui target yang dicanangkan untuk tahun ini. Meskipun demikian, BCA mengaku enggan mengubah target pertumbuhan kredit korporasinya. "Tinggal beberapa bulan lagi akhir tahun, tidak perlu tambah target lagi," tuturnya.
Kredit korporasi BCA tersalur ke beberapa sektor, seperti properti, manufacturing, otomotif, jasa keuangan, dan bahan bangunan. Dhalia mengakui masih ada empat sampai lima perusahaan yang berada di pipeline. Sayang, Dhalia enggan untuk memberitahu lebih lanjut. Tahun depan, Dhalia memprediksikan kredit korporasi akan terus bertumbuh. "Jika suasana ekonomi seperti ini terus, permintaan akan terus bertumbuh," tegas Dhalia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News