Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Permintaan kredit korporasi semakin meningkat. Hal itu tercermin pula dari survei Bank Indonesia (BI) dimana kebutuhan akan pembiayaan korporasi pada bulan Oktober 2021 meningkat
Saldo Bersih Tertimbang (SBT) segmen korporasi mencapai 16,7% pada Oktober, lebih tinggi dari bulan September sebesar 11,1%. Dalam survei tersebut, sektor konstruksi, perdagangan, reparasi mobil dan penyediaan makanan dan minuman terindikasi memiliki kebutuhan pembiayaan yang meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Sejumlah bank pun memang mencatat kenaikan kredit korporasi. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) misalnya mencatatkan kredit segmen korporasi sebesar Rp 333,4 triliun. Itu tumbuh sekitar 7,9% secara year on year (yoy).
Per akhir Oktober kredit korporasi meningkat single digit dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan ini terutama berasal dari sektor perkebunan kelapa sawit dan CPO, makanan dan minuman, sektor government, pertambangan, health care, dan konstruksi infrastruktur," kata Alexandra WiyosoWkil Direktur Utama Bank Mandiri pada KONTAN, Senin (23/11).
Baca Juga: Antisipasi kredit macet, bank rajin pupuk pencadangan
Alexandra optimis pertumbuhan kredit korporasi Bank Mandiri akan semakin meningkat ke depan sejalan dengan sudah semakin membaik aktivitas bisnis.
Sementara PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) mencatat kredit korporasi untuk swasta naik 9,3% YoY per Oktober 2021. Namun, kredit korporasi ke BUMN kontraksi 0,2% YoY.
Aestika Oryza Gunarto Sekretaris Perusahaan BRI mengatakan, perseroan akan terus mendorong kredit korporasi meskipun itu bukan core bisnisnya. "Volume kredit korporasi didorong tetap tumbuh tetapi pertumbuhannya tidak setinggi kredit UMKM," katanya pada Kontan.co.id, Selasa (23/11).
Di tahun 2025, BRI memiliki visi untuk meningkatkan porsi komposisi kredit UMKM mencapai 85% dari 82,6% saat ini. Porsi kredit korporasi maksimal berada di kisaran 15%.
Baca Juga: Menanti kesepakatan kreditur atas proposal restrukturisasi utang Sritex
Segmen korporasi yang dibidik oleh BRI yakni yang memiliki value chain terhadap penghimpunan dana murah (CASA), transactional banking serta memiliki turunan bisnis di segmen ritel, kecil dan mikro.
BRI melihat potensi kredit korporasi masih besar seiring dengan adanya pemulihan ekonomi Indonesia. Proyek-proyek yang sebelumnya tertunda karena imbas pandemi Covid-19 saat ini sudah mulai berproses kembali, diantaranya proyek sektor pertambangan, agribisnis, telekomunikasi serta proyek strategis nasional.
Adapun PT Bank Woori Saudara Tbk (BWS) hingga kuartal III mencatat kredit korporasi tumbuh sekitar 9% dan diperkirakan masih akan ada peningkatan sedikit lagi hingga akhir tahun.
Sadhana Priatmadja Direktur BWS mengatakan, sektor yang menjadi fokus perseroan dalam penyaluran kredit korporasi adalah terkait industri pengolahan berorientasi ekspor. "Tahun depan, target kredit akan meningkat seiring membaiknya kondisi ekonomi. Namun besarannya masih menunggu RBB diputuskan," ujarnya.
Sedangkan PT Bank Maybank Indonesia Tbk masih mencatatkan adanya peningkatan kredit korporasi meskipun secara keseluruhan kredit perseroan kontraksi 9,7% hingga kuartal III 2021.
Taswin Zakaria mengatakan, korporasi merupakan segmen yang paling kecil terdampak pandemi Covid-19 sejak tahun 2020 pada kredit perseroan. "Korporasi cukup tahan banting, pertumbuhannya cukup stabil, Masih ada ruang di korporasi, khususnya korporasi besar," pungkasnya.
Selanjutnya: Bertambah pemain, persaingan bisnis dompet digital semakin ramai
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News