kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kredit LPEI ke pengusaha UMKM makin deras


Kamis, 12 Desember 2013 / 07:00 WIB
Kredit LPEI ke pengusaha UMKM makin deras
ILUSTRASI. Minum air


Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Sanny Cicilia

SOLO. Lembaga Pembiayaan Ekspor Impor (LPEI) bakal jorjoran mengucurkan kredit ke pengusaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang ingin mengekspor produk mereka. Tahun depan, perusahaan yang dulu bernama Indonesia Eximbank ini berencana mengucurkan pembiayaan ekspor ke segmen kecil 42,8% lebih banyak dibandingkan tahun ini.

Bila tahun ini target pembiayaan UMKM LPEI sebesar Rp 3,150 triliun, maka pada tahun 2014, targetnya sekitar Rp 4,5 triliun. Argumen LPEI, total kredit atau pembiayaan LPEI juga bakal tumbuh tahun depan, dari Rp 34 triliun tahun ini menjadi Rp 41 triliun.

"Sesuai dengan permintaan stakeholder dan kementrian keuangan, portofolio pembiayaan kami untuk UMKM harus 10% dari total," ujar Kepala Divisi Jasa Konsultansi Indonesia Eximbank, Djoko S. Djamhoer pada Rabu (11/12).

Untuk bisa mencapai hal itu, Djoko sudah menyiapkan sejumlah strategi, seperti memperluas jaringan. Caranya melalui linkage, yaitu membiayai suatu korporasi, lalu membiayai UMKM yang juga terkoneksi dengan korporasi tersebut.

Selain itu, LPEI juga telah menjalin kerjasama dengan lembaga pembiayaan yang fokus pada UKM, seperti Permodalan Nasional Madani (PNM), berbagai Lembaga Keuangan Mikro (LKM). Kerjasama ini bisa berupa memberi pembiayaan ulang (refinancing) atau membiayai bersama (co-financing).

Selain itu, pihaknya juga kerap memberikan konsultasi dan pelatihan manajemen usaha kepada UMKM. "Kendala terbesar di UMKM adalah one man show, yaitu kemampuan dan pengetahuan bisnis bertumpu pada satu orang, tidak sistematis," kata Djoko. Karena itu, LPEI memberi pelatihan agar bisnis bisa berjalan sistematis dan berkesinambungan.

Hingga saat ini, antara 40%- 50% portofolio pembiayaan UMKM LPEI berasal dari Jawa. Sisanya di luar Jawa. Sektor pembiayaan terbesar adalah dari manufaktur. Yang termasuk UMKM LPEI adalah debitur penerima pinjaman maksimal Rp 300 miliar.

Salah satu debitur UMKM LPEI adalah PT Nagabhuana Aneka Piranti, dengan kucuran kredit Rp 131 miliar. Perusahaan ini mengekspor kayu, furnitur dan mebel. "Dari total pagu, kami baru mencairkan Rp 50 miliar," ujar Gunawan Wijaya, Direktur Utama Nagabhuana.

Dalam setahun ini, dia mengaku, bisa memproduksi 30 hingga 40 kontainer kayu jenis sengon untuk plywood. Per kontainer kayu dihargai US$ 17.000-US$ 20.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×