kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kredit melambat, bank tetap menjaga pendapatan


Senin, 09 Desember 2013 / 09:43 WIB
Kredit melambat, bank tetap menjaga pendapatan
ILUSTRASI. Ini 3 Cara Cek ID Telegram Milik Sendiri hingga Kontak Teman. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Reporter: Issa Almawadi | Editor: A.Herry Prasetyo

JAKARTA. Bank tampaknya tak bisa lagi mengandalkan pendapatan dari penyaluran kredit. Maklum, tahun depan kredit diperkirakan bakal melambat. Demi mempertahankan pundi-pundi pendapatan, bank akan menggenjot pendapatan berbasis komisi alias fee based income.

Bank Bukopin, misalnya, menargetkan pendapatan komisi pada tahun depan bisa meningkat lebih dari 15%. Glen Glenardi, Direktur Utama Bank Bukopin, mengatakan bisnis kartu kredit saat ini masih menjadi penyokong terbesar pendapatan komisi Bukopin. Namun, ke depan bank ini akan lebih fokus pada layanan publik sembari menunggu izin beberapa layanan berbasis komisi.

Glen mengatakan, kerjasama dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) masih berjalan. Selain akan menggandeng PT Jamsostek untuk meluncurkan produk smartcard, Bukopin juga akan menggandeng PT Kereta Api Indonesia (KAI) meluncurkan produk commuter card. "Semuanya akan kami bundling dengan layanan dan produk yang sudah ada," kata Glen.    

Jika bisnis semakin maju, bank tak akan lagi mengandalkan perolehan    pendapatan dari penyaluran kredit. "Bank yang maju harus mengandalkan fee based income," kata Glen.

Targetkan 20%-30%

Bank Tabungan Negara (BTN) juga akan menggenjot pendapatan berbasis komisi sebagai bagian transformasi bisnis.  Selama ini, kontribusi pendapatan komisi terhadap total pendapatan BTN masih di bawah 10%. Maryono, Direktur Utama BTN, menargetkan pendapatan komisi bisa berkontribusi sebesar 20%-25% tahun depan.

Seiring pelambatan kredit tahun depan, BTN akan fokus pada peningkatan pendapatan komisi dan penghimpunan dana pihak ketiga. Maryono memperkirakan, kontribusi pendapatan komisi hingga akhir tahun nanti bisa meningkat menjadi 15%.

Roy Arfandy, Direktur Wholesale Banking Bank Permata, juga berharap ke depan kontribusi pendapatan berbasis komisi bisa semakin meningkat.  Saat ini, Bank Permata mengandalkan perolehan pendapatan komisi dario produk dan layanan transaction banking seperti cash management. "Tahun depan, target fee based income naik 20% sejalan dengan pertumbuhan kredit 15%-20%,"kata Roy.

Bank Mandiri tak mau ketinggalan, mengincar pendapatan berbasis komisi, lantaran pertumbuhan bank secara industri di tahun depan tak sebagus tahun ini. Budi Gunadi Sadikin, Direktur Utama Bank Mandiri, berharap pendapatan komisi bisa berkontribusi 30% terhadap total pendapatan. Catatan saja, pendapatan komisi per kuartal III 2013 tumbuh 20,4% menjadi Rp 10,33 triliun.

Freenyan Liwang, Direktur Utama Bank Sinarmas, mengatakan pihaknya membutuhkan banyak waktu untuk mengerek pendapatan berbasis komisi. Meski begitu, Bank Sinarmas ingin pendapatan bunga dan pendapatan berbasis komisi bisa saling mengisi masing-masing 50%. "Tahun ini kami harapkan perbandingan pendapatan komisi dan pendapatan bunga bisa  20:80," kata Freenyan.           

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×